Penampakan buaya saat berada di laut. (ilustrasi/ist) |
MEDIA ONLINE -
Biasanya, dalam libur panjang seperti saat ini diisi dengan berwisata
air ke pantai dan laut. Apalagi di Lampung, yang memiliki banyak pantai.
Namun kali ini para wisatawan yang hendak berwisata air di laut Lampung
harus waspada. Bahkan warga dihimbau sebisa mungkin menjauhi laut.
Pasalnya,
sudah dua pekan ini buaya yang diperkirakan dari muara sungai,
menampakkan diri di Pantai Mutun dan Puri Gading. Buaya yang tengah
diburu ini berjenis saltwater crocodile atau buaya air asin.
Direktur Ditpolair (Dirpolair) Polda Lampung Kombes
(Pol) Rudi Hermanto menerangkan, buaya itu terakhir kali terlihat berada di
sekitar muara. Pernah pula nampak di sekitar pantai di kawasan
Telukbetung Barat (TbB) dan Pesawaran. Pihaknya menurunkan delapan anggota untuk melacak buaya tersebut
“Mohon
doanya, kita terus mengupayakan untuk menangkap buaya ini. Kami
mengimbau masyarakat yang sering ke pantai untuk berhati-hati. Kami dari
Ditpolair sedang mencari buaya tersebut,” jelasnya, Kamis (5/5/2016).
Rudi menuturkan, tim telah diterjunkan untuk melacak jejak buaya tersebut. Berdasarkan informasi dari warga, buaya sempat terlihat di dua pantai yang berada di kawasan Pesawaran dan Telukbetung Barat (TbB) Bandar Lampung.
“Kabar terakhir, buaya juga menampakkan diri di Pantai Queen Artha, Pesawaran. Tapi kami belum bisa memastikan apakah itu benar buaya atau biawak. Yang pasti masyarakat tak boleh lengah,” imbaunya.
Ditpolair Polda Lampung juga berkoordinasi dengan Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Lampung untuk menangkap hewan bernama latin crocodylus porosus tersebut, seperti dilansir lampungonline.id.
“Saya masih menunggu laporan, hasil akhirnya seperti apa, saya belum tahu,” ujarnya.
Menurut Rudi, koordinasi dengan BKSDA diperlukan karena pihaknya tidak diperbolehkan membunuh hewan yang termasuk dilindungi tersebut. Menurut sumber di Ditpolair, binatang itu sangat ganas dan memiliki panjang sekitar tiga meter. Hewan yang diduga milik salah satu pengusaha di Lampung itu lepas dari kandangnya ketika air pasang.
“Sebenarnya pernah tertangkap ketika di kawasan Pantai Mutun, Pesawaran. Kita waktu itu bersama pawangnya. Namun saat hendak diikat, mendadak buaya mengamuk, mengibaskan ekornya, dan berhasil kabur kembali ke laut,” jelasnya.
Sebab itu, ia mengimbau masyarakat yang hendak berwisata pantai ketika long weekend ini menunda niatnya. Atau kalau memang harus ke laut, sangat berhati-hati dan menghindari berenang serta berada di tempat-tempat sunyi, terutama pada malam hari. (*)
Menurut Rudi, koordinasi dengan BKSDA diperlukan karena pihaknya tidak diperbolehkan membunuh hewan yang termasuk dilindungi tersebut. Menurut sumber di Ditpolair, binatang itu sangat ganas dan memiliki panjang sekitar tiga meter. Hewan yang diduga milik salah satu pengusaha di Lampung itu lepas dari kandangnya ketika air pasang.
“Sebenarnya pernah tertangkap ketika di kawasan Pantai Mutun, Pesawaran. Kita waktu itu bersama pawangnya. Namun saat hendak diikat, mendadak buaya mengamuk, mengibaskan ekornya, dan berhasil kabur kembali ke laut,” jelasnya.
Sebab itu, ia mengimbau masyarakat yang hendak berwisata pantai ketika long weekend ini menunda niatnya. Atau kalau memang harus ke laut, sangat berhati-hati dan menghindari berenang serta berada di tempat-tempat sunyi, terutama pada malam hari. (*)