PALEMBANG - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia(Aprindo) mengharapkan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga fokus merealisasikan sejumlah proyek konektivitas antardaerah di Sumatera, untuk menekan tingginya biaya logistik dan transportasi.
"Daerah di luar Jawa ini seperti ada perasaan dianaktirikan dibandingkan di Jawa. Mengapa hingga berpikiran seperti itu? Karena untuk mewujudkan satu ruas jalan tol saja sulit, sementara di Jawa sudah berapa banyak jalan tol dibangun," kata Ketua Aprindo Wilayah Barat (Medan-Lampung) Hasanuri Jr di Palembang, seperti dilansir dari Tempo pada Selasa (3/3/2015).
Hasanuri mengemukakan, biaya logistik di Indonesia sudah terlalu tinggi sehingga menurunkan daya saing dibandingkan negara lain. Pemerintahan Presiden Jokowi diharapkannya bertindak nyata terkait dengan persoalan keterbatasan infrastruktur, jalan, jembatan, hingga pelabuhan di Sumatera.
"Selagi belum dibenahi infrastrukturnya, maka bisa dikatakan pertumbuhan ekonomi suatu daerah akan begitu-begitu saja, contohnya Sumsel yang hingga kini belum merealisasikan Pelabuhan Tanjung Api-Api," ujarnya.
Selain menunggu realisasi pelabuhan, kata Hasanuri, pembangunan infrastruktur jalan tol yang menghubungkan Aceh hingga Lampung adalah sesuatu yang sepatutnya menjadi fokus pemerintahan saat ini. Berbagai bahan baku yang menjadi penopang industri di Jawa, dinilainya, pada umumnya dihasilkan di Sumatera dan Kalimantan.
"Jika jalur darat bisa lancar, artinya pengusaha punya alternatif lain selain laut," katanya.
Kementerian Pekerjaan Umum mengusulkan dua ruas tol trans Sumatera dimulai pembangunannya pada 2015 setelah perampungan pembebasan lahan oleh masing-masing pemerintah provinsi terkait. Kedua ruas tol trans-Sumatera itu adalah tol Palembang-Indaralaya sepanjang 22 kilometer bernilai investasi Rp1 triliun dan tol Pekanbaru-Kandis-Dumai (135 km) senilai Rp14,7 triliun.
Selain itu, PT Hutama Karya Tbk masih mengerjakan proyek pembangunan jalan tol trans Sumatera yang membentang dari Bakauheni, Lampung hingga Banda Aceh dengan panjang 2.608 kilometer, termasuk ruas tol Medan-Binjai sepanjang 17 km, Palembang-Indralaya sepanjang 22 km, Bakauheni Terbanggi Besar dan Pekanbaru-Kandis-Dumai mencapai 300 km dengan masa konstruksi empat tahun. (*)