Wanita Perampok di Natar Todong Korbannya dengan Pistol - MEDIA ONLINE

Hot

Wednesday, December 24, 2014

Wanita Perampok di Natar Todong Korbannya dengan Pistol


LAMPUNG SELATAN - Petugas kepolisian dari Polsek Natar, Lampung Selatan meringkus delapan pelaku perampokan yang dua diantaranya perempuan di tiga tempat berbeda. Para tersangka merampok toko sembako milik Bambang Setia Jaya (47) di Branti II, Desa Branti, Natar pada 3 Desember 2014 lalu.

Menurut Kapolsek Natar AKP M Reza mengatakan, delapan perampok ini yakni, Ahmad Joni, Achmad Afandi, Barata, Doni, Hairul, M Sofyan, Inayah, dan Sela Monica.

"Delapan pelaku ini dijerat Pasal 365 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal 12 tahun penjara," katanya saat ekspos perkara, Rabu (24/12/2014).

M Reza mengungkapkan, para pelaku menggunakan pistol dan mengancam akan membunuh korban. Kejadiannya saat Magrib ketika kondisi sepi. Kerugian korban mencapai puluhan juta rupiah. Hape yang ada di konter  juga diambil para pelaku.

"Adapun tiga tempat penangkapan para pelaku yakni pertama aparat menangkap enam pelaku di Merak Batin, Natar, yakni Ahmad Jhoni, Achamd Afandi, Doni, Inayah, dan Sofyan. Dari penangkapan ini kami mengembangkan," katanya.

Kemudian polisi menangkap Barata dan Sela di rumah kost di Labuhan Ratu, Bandar Lampung. Sedangkan Hairul ditangkap di Negeri Saka, Natar. Tiga dari delapan pelaku perampokan di Branti merupakan residivis.

M Reza mengatakan para pelaku yang residivis ini yakni, Ahmad Jhoni, Achmad Afandi, dan Sofyan. Satu pelaku lain, Doni alis Mardi adalah DPO pembunuhan di Mesuji. Reza menambahkan, para pelaku berhasil menggondol uang tunai milik korban Bambang sebesar Rp 50 juta, tiga unit ponsel, dan satu unit notebook.


Sementara, istri korban Rahmanila menuturkan jika dirinya ditusuk perampok lantaran mencoba teriak minta tolong.

"Saya jatuh dan ingin teriak. Salah satu dari mereka menusuk saya pakai pisau," katanya. Akibat tusukan itu bahu kiri dekat ketiak Rahmanila mengalami luka dan harus dijahit sebanyak tiga jahitan.

"Kasihan anak saya. Sampai sekarang masih trauma. Kalau udah magrib dia sering teriak 'udah ma tutup udah magrib'," ujarnya.

Rahmanila menceritakan kronologis perampokan toko sembako miliknya itu berawal ketika datang dua orang mengaku hendak belanja.

"Karena magrib, saya mau shalat. Suami saya (Bambang) yang melayani. Tapi saya sempat mencatat pesanan belanja mereka," katanya. Dua orang yang belakangan diketahui adalah Ahmad Joni dan Inayah itu tiba-tiba mengeluarkan pistol dan mengaku dari kepolisian.

"Mereka bilang jangan bergerak. Suami ibu kami tangkap karena narkoba," ujarnya. Tak lama kemudian, datang mobil Avanza dan keluar para perampok lainnya. Rahmanila dan keluarganya lalu diikat dan dibawa ke dalam rumah, seperti dilansir tribunlampung.co.id.

"Saya langsung ditodong. Mereka minta uang saya dikeluarkan. Bahkan uang yang ada di kantong baju juga diambil," kata dia di Polsek Natar. Rahmanila yang sempat terjatuh dan hendak meminta tolong bahkan diancam akan dibunuh. 

"Mereka bilang, udah bunuh aja ibu itu," katanya.

Ditambahkan Rahmanila, ia dan keluarganya disekap di dalam kamar tidur utama. Para perampok memaksa agar ia menunjukkan tempat penyimpanan uang. Karena diancam akan dibunuh ia terpaksa mengeluarkan kardus tempat menyimpan uang sebesar Rp 50 juta miliknya itu.

"Mereka langsung keluar kamar begitu dapat uang," kata dia. Rahmanila yang tidak diikat langsung mengunci pintu dari dalam kamar. Sekitar 15 menit kemudian warga sudah berdatangan.

"Hape suami saya nggak diambil. Jadi setelah saya kunci saya langsung telepon ayuk saya," katanya. (*)

Post Top Ad