BPS Lampung: Inflasi Bandarlampung 0,23 Persen - MEDIA ONLINE

Hot

Tuesday, November 6, 2012

BPS Lampung: Inflasi Bandarlampung 0,23 Persen


BANDARLAMPUNG – Kota Bandarlampung masih mengalami inflasi pada Oktober 2012 sebesar 0,23 persen. Inflasi tersebut sebenarnya berhasil ditekan setelah pada  Agustus terjadi inflasi 0,32 persen. 

Kepala Bidang Statistik Distribusi, Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung Dody Gunawan Yusuf menjelaskan, ada lima kelompok pengeluaran memberikan andil dalam pembentukan inflasi di Kota Bandarlampung.

Yaitu kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga, kelompok makanan jadi, minuman, roko dan tembakau, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar, kelompok sandang, dan kelompok kesehatan. 
    
’’Dua kelompok lainnya menahan laju inflasi, yaitu kelompok kesehatan dan kelompok bahan makanan, transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan. Perubahan harga berbagai komoditi di tujuh kelompok pengeluaran tersebut membentuk inflasi di Kota Bandarlampung sebesar 0,23 persen,’’ jelasnya, Senin (5/11/2014).
    
Dody melanjutkan, beberapa komoditi yang dominan memberikan andil inflasi diantaranya tomat sayur, biaya pendidikan/perguruan tinggi, emas, semen, papaya, sate, daging ayam ras, kopi bubuk, cabe merah, dan wortel.

’’Inflasi tahun kalender (point to point) Oktober 2012 Kota Bandarlampung sebesar 3,92 persen, angka tersebut kebetulan sama dengan inflasi year on year (yoy) Oktober 2012 juga sebesar 3,92 persen,’’ terangnya.
    
Ditambahkan, inflasi di Kota Bandarlampung menempati peringkat ke-19 dari 66 kota di Indonesia yang diamati perkembangan harganya. Dari 66 kota, 37 mengalami inflasi dan 29 kota mengalami deflasi.

’’Inflasi tertinggi terjadi di Monokwari sebesar 0,97 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Kediri sebesar 0,01 persen. Deflasi tertinggi terjadi di Ambon dan Pontianak, masing-masing sebesar 2,44 dan 1,55 persen. Sedangkan deflasi terendah terjadi di Madiun, yaitu sebesar 0,01 persen,’’ paparnya.

Berdasarkan penghitungan inflasi tahun kalender, sambung Dody, tertinggi terjadi di Maumere dan pangkal pinang, masing-masing sebsear 6,52 dan 5,92 persen. Inflasi terendah terjadi di Banda Aceh dan Lhokseumawe, masing-masing 0,21 dan 0,92 persen. (lan)
 

Post Top Ad