SRG Dongkrak Perekonomian Lampung - MEDIA ONLINE

Hot

Thursday, October 11, 2012

SRG Dongkrak Perekonomian Lampung


BANDARLAMPUNG – Penerapan sistem resi gudang (SRG) ternyata dapat menciptakan multiplayer efek bagi perekonomian daerah. Bahkan menjadi solusi untuk membantu berbagai pihak, baik masyarakat, petani, pelaku usaha, pemerintah, maupun lembaga keuangan untuk memperoleh manfaat.

Untuk diketahui, SRG adalah berbagai kegiatan yang berkaitan dengan penerbitan pengalihan, penjaminan, dan penyelesaian transaksi resi gudang. Karena alasan tersebut membuat Kantor Perwakilan Wilayah (KPW) Bank Indonesia (BI) Lampung  selaku pemegang kebijakan moneter menggelar workshop Nasional SRG di gedung Pusiban, kantor Gubernur, Rabu (10/10).

’’Penyelenggaraan SRG ini merupakan terobosan atau alternatif untuk mengatasi naik turunnya harga komoditas. Terutama pada saat panen. Bukan hanya komoditas yang tahan tetapi juga komoditas yang bisa bertahan,’’ urai Kepala KPW BI Lampung Ganjar Mustika. Dengan tekhnologi tertentu, komoditas pertanian seperti sayuran, buah dapat disimpan dalam suatu storage (penyimpanan) agar bisa bertahan selama enam bulan.

Tujuannya adalah menstabilkan harga, ketika panen harga tidak turun, demikian halnya pada saat paceklik. ’’RSG untuk stabilitas harga komoditas. Keuntungan lainnya pasokan harga akan dijaga, yang pada akhirnya tercipta ketahanan pangan di daerah,’’ tutur Ganjar.

Selain itu, tambah orang nomor satu di BI Lampung ini, SRG memiliki banyak manfaat bagi petani. Di antaranya, memperpanjang masa jual untuk memperoleh harga terbaik, bukti kepemilikan bisa di agunka (dijaminkan) ke bank. ’’Kalau selama ini mereka sering ke rentenir pada saat paceklik, apabila SRG sudah diterapkan tidak perlu lagi ke rentenir. Karena sangat merugikan petani. Dari segi harga, pendapatan petani bisa lebih terjaga,’’ jelasnya.

Berkenaan dengan fungsi BI dalam penerapan SRG ini, menurut Ginanjar pihaknya akan terus mendorong perbankan agar dapat memberikan peluang perluasan pembiayaan melalui skema pembiayaan SRG. ’’Karena bagi bank resikonya sangat minim, bahkan bisa dikatakan nol. Karena ketika kredit macet, Resi Gudang yang dijadikan agunan tadi bisa dieksekusi. Itu untuk menutup pokok dan bunganya,’’ jelas dia.

Disinggung kesiapan pemerintah daerah Lampung dalam menerapkan SRG, Ginanjar menjelaskan Lampung saat ini telah memiliki enam gudang yang dapat dimanfaatkan. Lima di antaranya sudah siap pakai. ’’Lokasi gudang itu ada di Lampung Selatan, Lampung Tengah, Lampung Timur, Tanggamus, dan Lampung Barat. Tinggal gudang di Lambar yang masih dalam konstruksi, sisanya sudah siap pakai,’’ beber pria berkacamata ini.

Di tempat yang sama, Wakil Gubernur Lampung Joko Umar Said yang mewakili Gubernur Lampung menyambut baik penerapan SRG di Lampung.  ’’Saya minta SRG di Lampung menjadi yang terdepan se-Indonesia, sehingga keberadaannya dapat bermanfaat bagi kemajuan perekonomian Lampung khususnya dan Indonesia pada umumnya,’’ ujarnya.

Untuk mewujudkan itu semua, ia mengharapkan dukungan dari pihak terkait, stakeholder, pengelola gudang dan perbankan, termasuk kabupaten agar secara berkelanjutan berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi. Terlebih secara nasional Provinsi Lampung termasuk salah satu daerah yang memperoleh DAK untuk  pelaksanaan Sistem Resi Gudang dan merupakan yang terbanyak di Sumatera.

Di Indonesia, lokasi SRG berada di 18 daerah. Ddimana gudang terbanyak berada di Provinsi Jawa Timur (18 gudang) dan Jawa Barat (10 Gudang). Manfaat keberadaan SRG telah dirasakan oleh masyarakat di beberapa daerah, terutama di Provinsi Jawa Barat. Untuk itu, pada Agustus lalu telah diadakan acara benchmarking system resi gudang di Kabupaten Indramayu – Jawa Barat.

’’Saya berharap Lampung dapat menjadi daerah yang juga merasakan manfaat keberadaan SRG. Untuk itu, alokasi dana dari Pemerintah Pusat kepada 6 (enam) kabupaten dalam rangka percepatan penerapan Sistem Resi Gudang di Lampung harus dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin,’’ jelasnya. (eka/niz)

Post Top Ad