Unggulkan Panganan Lokal Produksi Rumahan - MEDIA ONLINE

Hot

Thursday, June 14, 2012

Unggulkan Panganan Lokal Produksi Rumahan


LAMPUNG UTARA - Jika pada stan Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kabupaten Lampung Utara (Lampura) mengunggulkan singkong raksasa berusia 9 bulan, dengan berat mencapai 100 kilogram, stan Kantor Ketahanan Pangan, Kabupaten Lampura lebih mengetengahkan panganan lokal hasil produksi rumahan. Seperti makanan yang bahan pokoknya terbuat dari ketela pohon, ubi jalar, talas, ganyong dan jenis bahan makanan lainnya.

“Tujuan kita untuk lebih mengenalkan hasil produksi rumahan dari masyarakat Lampung Utara, dengan mengetengahkan bahan pokoknya yaitu produk unggulan daerah, dalam rangka mengurangi konsumsi beras, dikarenakan semakin meningkatnya jumlah penduduk, surplus hasil beras tidak merata pada tiap daerah, banyaknya alih fungsi lahan dari penghasil beras menjadi perkebunan singkong dan lainnya,” jelas Kasi Penganekaragaman, Kantor Ketahanan Pangan, Tukiyanto, mendampingi Kepala Kantor, Yunizar, ketika ditemui di stan pameran pembangunan, dalam rangka Lampura Fair 2012, yang digelar di komplek Islamic Center (IC) Kotabumi, Rabu (13/6).

 Untuk saat ini, tambah dia, sejumlah produksi rumahan hasil dari masyarakat Lampura ini, telah mulai dijual secara bebas ke pasaran, meskipun baru sebatas pasaran di desa masing-masing. “Kita sangat yakin jika produksi rumahan ini dapat dikembangkan dan terjual sampai ke pasaran di luar daerah, tentu akan lebih meningkatkan ekonomi (penghasilan) bagi setiap masyarakat Lampura yang menekuni usaha rumahan itu,” tambah dia.

Sedangkan untuk jenis produksi rumahan yang telah ada saat ini, lanjut Tukiyanto, seperti jenis kue wajik dengan bahan baku oyek dan brownis dari singkong yang dihasilkan warga Desa Kembanggading, Kecamatan Abungselatan, dodol pepaya hasil karya warga desa Gunungkatun, Kecamatan Tanjungraja, serta keripik singkong karya warga Desa Semulijaya, Kecamatan Abungsemuli.

“Sebenarnya, masih banyak jenis panganan lain yang telah dihasilkan masyarakat Lampura. Untuk saat ini, pembuatan produksi rumahan tersebut dilakukan kelompok wanita tani dan kelompok desa wisma di Kabupaten Lampura,” terang Tukiyanto.

Sementara itu, keterkaitannya Pemerintah daerah Lampura terhadap seluruh kelompok usaha rumahan ini, terus Tukianto, sejak tiga tahun lalu telah melakukan pelatihan terhadap 10 desa dari 5 kecamatan di Kabupaten Lampura, serta memiliki kelompok usaha rumahan dengan menggunakan dana APBD dan APBN. “Dengan pelatihan yang selalu diberikan terhadap kelompok wanita tani dan kelompok Desa Wisma, tentang tata cara pembuatan serta penyajian jenis produk yang baik, kita berharap kesiapan pangan di Kabupaten Lampura di masa datang dapat tercukupi,” pungkas Tukiyanto. (sab/fik)

Post Top Ad