PLN Lampung Bantah Beli Gas dari Perusahaan Lain - MEDIA ONLINE

Hot

Wednesday, June 24, 2015

PLN Lampung Bantah Beli Gas dari Perusahaan Lain

I Made Artha

LAMPUNG - Pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) PT PLN yang direncanakan kebutuhan gasnya dipasok dari floating storage regasification unit (FSRU) Lampung, masih dalam tahap pembangunan. Dengan begitu tidak benar jika dikatakan PLN membeli gas dari perusahaan lain untuk memenuhi kebutuhan pembangkitnya.

Demikian dikatakan General Manager PT PLN Distribusi Lampung I Made Artha, Rabu (24/6/2015) terkait munculnya pemberitaan di sejumlah media nasional dan lokal dalam beberapa hari terakhir ini, yang menyebutkan bahwa PT PLN Lampung membeli gas dari perusahaan lain, yang menyebabkan FSRU Lampung tidak beroperasi.

“Saat ini PLN sedang membangun dua pembangkit berbahan bakar gas, masing-masing berkapasitas 30 MW di Jalan Ir. Sutami, Tanjungbintang dan di Tarahan, Katibung, Kabupaten Lampung Selatan. Untuk pembangkit di Tarahan ditargetkan selesai akhir Agustus mendatang, sementara pembangkit di Sutami ditargetkan selesai November nanti,” papar Artha. 

“Jadi bagaimana PLN mau membeli gas dalam jumlah besar, sementara pembangkit yang membutuhkan gas dalam kapasitas besar masih dalam tahap pembangunan? Apalagi pembangkit yang di Ir Sutami sebelumnya akan dibangun di Sribawono, tapi karena kesulitan lahan maka lokasinya dipindahkan sehingga mengalami keterlambatan,” sambung dia.

Kedua pembangkit ini, sambung Artha, merupakan konversi dari pembangkit yang sebelumnya berbahan bakar solar. Bahan bakar kedua pembangkit tersebut dikonversi ke gas mengingat harga solar industri terus melambung dan bakal tersedianya gas alam menyusul pembangunan FSRU Lampung.

Artha meyakinkan bahwa jika kedua pembangkit tersebut selesai maka gasnya akan dibeli dari FSRU Lampung. Bahkan kebutuhan gas PLN akan terus meningkat menyusul akan dibangunnya dua unit PLTG di Sebalang, Katibung masing-masing berkapasitas 100 MW. Kedua pembangkit yang pembangunannya merupakan bagian dari program pembangunan pembangkit 35.000 MW tersebut ditargetkan rampung tahun 2017 mendatang.

Di samping itu, mulai tahun depan PT PLN Distribusi Lampung akan mendapat tambahan daya dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulu Belu Unit 3 berkapasitas 55 MW yang dibangun PT Pertamina Geothermal. Sementara PLTP Ulu Belu Unit 4 berkapasitas 55 MW akan selesai tahun 2017.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Energy Watch Indonesia Ferdinand Hutahaean merilis, FRSU Lampung tak lagi beroperasi karena tidak memiliki konsumen. Akibatnya, selain harus menanggung investasi senilai US$ 300 juta, PT PGN juga harus mengeluarkan biaya operasional sebesar Rp 9 miliar per bulan. Kondisi tersebut tentu membebani PGN, karena pemasukan dari FSRU sama sekali nol, tulis Ferdinand pada siaran pers di Jakarta, Jumat (19/6).

Menurut Ferdinand, FSRU tidak memiliki konsumen untuk membeli gas alam. Benar bahwa tahun lalu PT PGN menyatakan akan menjual gas ke 14 industri di Lampung. Di antaranya, Hotel Aston Lampung, PT Garuda Food Putra Prima, PT Gizai Utama, Novotel Lampung, PT Coca Cola Amatil, dan PT Nestle Indonesia, seperti dilansir Sinarharapan.

Pasok Tiga Pembangkit

Selain itu, PLN yang direncanakan untuk memasok tiga pembangkit listrik yaitu Sribawono, Sutami, dan Tarahan sebesar 40,5 meter juta kubik per hari. Tetapi kenyataannya, mereka tidak sanggup menyerap gas tersebut. Benar memang, bahwa ada yang kecil-kecil seperti hotel, namun konsumen besar seperti PLN justru membeli gas dari pihak di luar FSRU Lampung. 

"Ini yang harus dijawab oleh PGN, apakah mereka memiliki letter of intent (LOI) dengan beberapa perusahaan tersebut atau hanya sekadar kesepakatan lisan?," tanya Ferdinand.

Sebaliknya manajemen PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) membantah jika dikatakan FSRU Lampung tidak beroperasi. Assistant VP Corporate Communication PGN, Irwan Andi Atmanto mengatakan, FSRU Lampung masih dalam tahap pengembangan pasar. Pasar harus diciptakan seiring dengan pengembangan infrastruktur. 

"Sebenarnya tidak berhenti beroperasi. Pengembangan infrastruktur gas bumi ada tiga hal penting yaitu pasokan gas, infrastruktur, dan pasar," ujar Irwan dalam keterangan tertulis kepada wartawan di Jakarta, Senin (30/3).

Diakuinya, saat ini pasar yang tengah dikembangkan adalah pasar industri. Dan pasar yang sudah ada adalah PLN, sebanyak 3 kargo dari 2014. Namun, karena dalam masa musim hujan, PLN berhenti sesaat untuk memanfaatkan gas dari FSRU Lampung. 

"Saat ini musim hujan, jadi PLN menggunakan jasa PLTA untuk sementara waktu," katanya.

Walaupun PLN sedang menyetop permintaan LNG dari FSRU Lampung, PGN tidak terbebani pembelian LNG, karena tidak ada pembelian LNG oleh PGN dari produsen. "Penghentian sementara seperti ini umum terjadi dengan FSRU di negara lain seperti Amerika dan Eropa," kata dia. (*)

Post Top Ad