Kiboud Maulana |
LAMPUNG ONLINE - Amerika baru saja berduka karena kehilangan penyanyi blues legendaris, B.B. King. Kini giliran Indonesia yang kehilangan musisi blues dan jazz senior: Kiboud Maulana, kakak kandung gitaris kondang Ireng Maulana.
Berdasarkan pesan berantai yang diterima, musisi yang lahir dengan nama Boudewijn Maulana itu meninggal pada Sabtu (6/7/2015) pukul 04.25 WIB. Jenazah masih disemayamkan di RS Karang Tengah Medika, Ciledug. Kiboud meninggal pada usia 77 tahun.
Di Twitter, musisi sudah beramai-ramai mengucap duka. "Turut berduka cita sedalam-dalamnya. Semoga Om Kiboud Maulana damai di sisi Allah. Selamat jalan Om," tulis Tohpati. Indra Lesmana yang musiknya satu genre dengan Kiboud pun tak ketinggalan. "Selamat jalan Om Kiboud Maulana. #RIPKiboudMaulana," tulisnya, seperti dilansir CNNIndonesia.
Kiboud dan King bukan hanya meninggal dalam waktu berdekatan. Mengutip biografinya di situs Tokoh Indonesia, keduanya pernah bermain musik bersama. Kiboud juga pernah manggung dengan legenda blues Inggris, John Mayall.
Ia memang salah satu kebanggaan Indonesia. Hasrat bermusik mengalir dalam darah putra pasangan Max Maulana dan Sientje itu. Sejak kecil ia hidup dengan denting piano dan ditar dari sang ayah, serta lantunan suara merdu sang ibu. Kiboud bergabung dengan Orkes Studio Jakarta, dan banyak belajar instrumen musik.
Mulanya ia memegang biola klasik. Tak lama, Kiboud beralih memegang gitar. Selain Orkes Studio Jakarta, pria kelahiran 15 Januari 1938 itu juga tercatat bergabung di Eka Sapta. Di sana ia berkembang bersama musisi ternama.
Di antaranya: Bing Slamet, Idris Sardi, Enteng Tanamal, Jopie Item, Benny Mustapha, Eddy Tulis, dan adiknya sendiri, Ireng. Eka Sapta populer sekali kala itu. Mereka membuat album berbentuk piringan hitam dan terjual ribuan kopi. Salah satu lagunya Kelip-kelip.
Dalam lagu itu Kiboud pamer kemampuan gitar seperti idolanya, West Montgomery.
Kala itu, genre musik Kiboud masih cenderung rock and roll. Baru saat bersama Jack Lesmana, Bubi Chen, Maryono, dan Benny Mustapha ia beralih ke jazz. Kelompok itu ikut Berlin Jazz Festival di Jerman pada 1967. Terpincut jazz, Kiboud lantas membentuk Kiboud Maulana Combo.
Itu merupakan kelompok jazz yang terdiri atas Juhari, Taufik, Perry Pattiselanno, dan Wiharto. Selain itu, Kiboud juga tercatat membentuk The Jakarta All Stars bersama Idang Rasjidi, Cendi Luntungan, Embong Rahardjo, Jeffrey Tahalele, dan Adji Rao. Mereka tampil di North Sea Jazz Festival 1994 di Belanda.
Tak hanya sekali Kiboud tampil di acara itu. Ia juga pernah diundang unjuk gigi di pertunjukan musisi jazz dunia seperti Miles Davis dalam Montreux Jazz Festival di Swiss, pagelaran musik jazz tertua di Eropa.
Selain dengan grup besar semacam itu, Kiboud juga pernah berkolaborasi dengan adiknya membuat album rekaman berjudul Guitar Bossa. Mereka mengenalkan musik bossanova khas Brasil yang intim, teduh, dan romantis. Berkat itu, mereka tampil di banyak pesta jazz dunia.
Kini, Kiboud bisa kembali menemani B.B. King--yang mengutip surat Presiden Amerika Barack Obama untuk musisi gaek itu--menggelar malam blues di surga. Selamat jalan, Kiboud. (*)