Buffon Selangkah Lagi Sempurnakan Kariernya - MEDIA ONLINE

Hot

Saturday, June 6, 2015

Buffon Selangkah Lagi Sempurnakan Kariernya

Gianluigi Buffon

LAMPUNG ONLINE - Di hadapan ribuan pasang mata yang akan tercurah di Stadion Olimpia, Berlin, Minggu (7/6/2015) dinihari WIB, penjaga gawang Juventus, Gianluigi Buffon akan mendapat kesempatan untuk menyempurnakan kariernya.

Jika mampu mengamankan gawangnya dari ancaman lini depan Barcelona, dan membawa Juventus keluar sebagai juara Eropa, Buffon akan meraih trofi Liga Champions pertama sepanjang kariernya.

Sempat membawa Juventus ke final Liga Champions pada musim 2002/2003, saat itu, Buffon gagal mengangkat trofi yang didesain Joerg Stadelmann tersebut. Kekalahan tersebut dirasakan Buffon setelah kalah adu penalti dari klub Italia lainnya, AC Milan.

Oleh karena itu, laga melawan Barcelona nanti akan menjadi kesempatan emas bagi Buffon untuk melengkapi kariernya. Sekaligus berkesempatan semakin mengokohkan dirinya sebagai penjaga gawang terbaik yang pernah dimiliki Juventus, Italia, serta mungkin Eropa dan dunia.

Di usia yang tak lagi muda, yakni 37 tahun, Buffon sebenarnya telah meraih banyak penghargaan sepanjang kariernya. Penjaga gawang kelahiran Carrara, Italia, itu telah merasakan semua gelar domestik di Italia.

Mulai dari Serie A, Piala Italia, Piala Super Italia, hingga trofi Serie B Italia -- saat Juventus terdegradasi karena skandal calciopoli, Buffon tidak pernah kekurangan medali di sepanjang kariernya.

Di level Eropa, Buffon juga pernah merasakan Piala UEFA (sekarang Liga Eropa), saat ia masih membela Parma pada musim 1998/1999 silam.

Sedangkan di level internasional, Buffon juga pernah mempersembahkan trofi Piala Dunia bagi publik Italia pada 2006 lalu. Namun sayangnya hingga saat ini kapten Juventus itu belum pernah mempersembahkan Piala Eropa bagi negaranya tersebut.

Tak Lekang Dimakan Usia

Dibanding deretan penjaga gawang muda yang mendominasi Eropa seperti David De Gea, Fraser Forster, hingga Thibaut Courtois, nama Buffon mungkin dianggap sebagian orang sudah mulai memudar.

Di senja kariernya, Buffon mungkin memang tak lagi memiliki kecepatan dan energi yang sama seperti pada masa keemasannya.

Namun jika penjaga gawang senior seperti Iker Casillas -- yang dulu seringkali dibanding-bandingkan dengan Buffon -- rutin mendapatkan kritikan, penampilan Buffon di bawah mistar gawang Juventus cenderung konsisten.

Satu-dua kesalahan mungkin memang pernah dilakukan oleh Buffon pada musim ini. Namun keberhasilan Juventus mempertahankan Serie A, menjuarai Piala Italia, dan melaju hingga final Liga Champions tidak lepas dari rasa aman yang diberikan Buffon kepada lini pertahanan Bianconeri.


Saat menghadapi AS Monaco di leg perempat final Liga Champions musim ini misalnya. Rentetan penyelamatan gemilang Buffon termasuk di antaranya menghalau tendangan Ferreira Carrasco yang hampir pasti menjadi gol, merupakan bukti penjaga gawang yang satu ini belum mau dikalahkan oleh usia.

Kenangan Berlin 2006

Stadion Olimpia di Berlin yang akan menjadi panggung final Liga Champions antara Juventus dan Barcelona, juga memiliki kenangan tersendiri bagi Buffon. Sembilan tahun lalu, Buffon berhasil membawa Italia keluar sebagai juara dunia, setelah mengandaskan Perancis dalam drama adu penalti dengan skor 5-3.

Buffon saat itu memang tidak mampu menepis satupun tendangan pemain Perancis --eksekusi David Trazeguet gagal menjebol gawang Buffon karena menghantam mistar atas gawang, tapi tetap berperan penting dalam keberhasilan Italia saat itu.

Salah satunya adalah melakukan penyelamatan gemilang untuk menghalau sundulan Zinedine Zidane pada menit ke-104, untuk tetap menjaga asa Italia merebut trofi Piala Dunia.

Tak hanya itu, penampilan Buffon sepanjang turnamen juga membuatnya merebut penghargaan Lev Yashin (kini sarung tangan emas). Namun selepas berpesta di Jerman, Buffon harus merasakan pahitnya terdegradasi dan bermain di Serie B, setelah Juventus terkait dengan skandal Calciopoli.

Akan tetapi penjaga gawang yang telah empat kali menjadi penjaga gawang terbaik dunia versi Federasi Statistik dan Sejarah Sepak Bola Internasional (IFFHS) itu memilih untuk tetap bertahan.

Kini buah kesabaran dan kesetiaan Buffon terbayar tuntas. Setelah empat musim berturut-turut merajai Serie A, bersama Juventus musim ini Buffon memiliki kesempatan untuk merasakan manisnya meraih treble. (CNNIndonesia)

Post Top Ad