Warga Digegerkan Kemunculan Buaya Sungai di Lampung Timur - MEDIA ONLINE

Hot

Saturday, May 9, 2015

Warga Digegerkan Kemunculan Buaya Sungai di Lampung Timur

ilustrasi

LAMPUNG TIMUR - Heboh. Warga Desa Suko Rahayu, Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung digegerkan dengan kemunculan buaya di aliran Sungai Suko Rahayu, yang merupakan sungai pembatas Desa Suko Rahayu dengan hutan Taman Nasional Way Kambas (TNWK).

Kemunculan buaya tersebut menurut warga setempat, dilaporkan telah muncul sejak Kamis (7/5/2015) lalu, sehingga mendapat perhatian warga dan menjadi tontonan untuk memastikan secara langsung kemunculan buaya liar itu.

Menurut keterangan sejumlah warga, buaya tersebut tidak biasanya muncul di sungai tersebut. Warga pun mulai khawatir akan kemunculan buaya itu yang diperkirakan lebih dari satu ekor. 

"Ini baru pertama kali, saya khawatir buaya tersebut akan menyerang warga dan hewan peliharaan kami," kata Nasyit (50), salah satu warga Desa Sukorahayu, Jumat (8/5/2015).

Menurutnya, kemunculan buaya tersebut sudah diketahui warga sejak sehari yang lalu, ketika buaya itu menyerang hewan peliharaan warga. 

Ketua Forum Rakyat Desa Penyangga (FRDP) hutan TNWK di Lampung Timur periode 2015-2020 yang baru terpilih pada Rapat Kerja II FRDP, Pratikno, mengaku telah mengetahui kemunculan buaya yang dikhawatirkan bisa menyerang warga. FRDP meminta anggotanya untuk memantau kemunculan buaya tersebut. 

"Saya sudah meminta anggota kami dari FRDP yang ada di Desa Suko Rahayu yang juga anggota Masyarakat Mitra Polhut, agar memantau buaya itu," kata dia. FRDP juga akan berkoordinasi dengan instansi pemerintah terkait, agar ada upaya pencegahan satwa liar itu tidak sampai menyerang warga. 

"Desa Suko Rahayu juga merupakan desa penyangga hutan TNWK," jelas Pratikno.

FRDP merupakan forum terpadu antara pemerintah pusat, provinsi, dan Pemerintah Kabupaten Lampung Timur yang dikoordinasikan oleh Dinas Perkebunan dan Kehutanan Lampung Timur dalam penanganan konflik di masyarakat hutan penyangga, seperti dilansir Republika.



Dalam kiprahnya, forum ini menangani berbagai konflik kawasan yang terjadi, seperti perburuan liar, kebakaran dan perambahan hutan maupun konflik antara manusia dan satwa. (*)

Post Top Ad