Keterangan Dua Anak Telantar Mengaku dari Lampung Berubah - MEDIA ONLINE

Hot

Friday, May 15, 2015

Keterangan Dua Anak Telantar Mengaku dari Lampung Berubah

Sandi (6) dan Davi (3)

CILEGON - Terkait dua anak yang diduga ditinggalkan ibunya di Mushala SPBU di Cilegon, Banten, petugas Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) 34-42405, Kecamatan Cibeber, Kota Cilegon, Romi Agustian, menaruh kecurigaan pada dua bocah tersebut, Sandi (6) dan Davi (3) yang sudah dua hari belakangan ini ditelantarkan orangtuanya di SPBU tersebut. 

Ia curiga karena bocah itu kerap mengatakan informasi yang simpang siur terkait dengan asal usul keduanya. 

"Kita sempat tanya, dia jawab dari Kotabumi, Lampung. Terus ditanya oleh petugas kita yang lain ngakunya berasal dari Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya," ungkapnya, Jumat (15/5/2015). 

Dari keterangan bocah itu, kata Romi, dia mencurigai bahwa kedua bocah itu bukan sengaja ditelantarkan oleh orangtuanya, melainkan modus baru eksploitasi anak di bawah umur dengan sengaja berpura-pura ditelantarkan agar mengundang simpati warga yang melihatnya. 

"Soalnya, yang kami tahu, Mangkubumi itu adalah daerah kawasan wisata di Tasik. Kami curiga, bisa jadi ini modus baru mengemis dengan menggunakan anak-anak, sengaja bocah itu ditinggalkan. Setelah keduanya mengumpulkan uang yang banyak dari warga yang kasihan, baru akan diambil oleh orang tuanya," sambungnya, seperti dilansir Radarbanten.

Diberitakan sebelumnya, kedua bocah itu saat ini tinggal di mushala SPBU tersebut. Andrianto, pengelola SPBU mengatakan, kendati tidak melakukan aktivitas mengemis di area SPBU, namun kedua bocah itu kerap mendapatkan bantuan uang dari pengunjung yang kebetulan hendak ke toilet umum yang terdapat di samping mushala. 

"Awalnya dia (Sandi-red) bilang bapaknya kerja di Papua, terus ditanya lagi, jawabnya malah bapaknya sudah meninggal. Ini menambah kecurigaan kami," katanya.  

Tak hanya sebatas iba saja, kata dia, bahkan ada salah seorang warga yang menawarkan kedua bocah itu untuk diadopsi, namun ditolak oleh bocah tersebut. 

"Orang yang mau ngadopsi itu bilang kalau mau diangkat jadi anak, dan disekolahin. Tapi mereka nolak, ngakunya nanti juga akan dijemput oleh orangtuanya," tandasnya. 

Saat ini, jelas Andrianto, pihaknya terus melakukan koordinasi dengan aparat kepolisian untuk penanganan tindak lanjut kedua bocah misterius itu. (*)

Post Top Ad