Erwan saat terkapar di trotoar, tidak jauh dari Puskesmas Satelit Pahoman, Selasa (7/4/2015) siang. (foto: tribunlampung) |
BANDAR LAMPUNG - Entah kenapa, mereka yang bekerja di bidang pelayanan sosial, justru kerap banyak ditemukan yang tidak memiliki jiwa sosial. Kebijakan Wali Kota Bandar Lampung Herman HN yang meminta petugas pelayanan kesehatan menomorsatukan pelayanan terhadap masyarakat, sepertinya tidak berlaku di Puskesmas Rawat Inap Satelit Pahoman.
Pasalnya, Puskesmas Rawat Inap itu terang-terangan menolak mengobati seorang warga bernama Erwan, yang mengalami kecelakaan tunggal di Jalan Gatot Subroto, Bandar Lampung, yang berada tidak jauh dari lokasi Puskesmas Satelit, Selasa (7/4/2015) siang.
Anehnya, pihak Puskesmas Satelit Pahoman berdalih tidak ada sopir ambulans. Padahal korban kecelakaan mengalami luka parah karena kaki patah dan terkapar di trotoar jalan.
Menurut saksi mata Nila, yang berada di lokasi, korban sempat tidak ada yang menolong. Tetapi setelah ada petugas polisi, barulah korban dibawa ke Puskesmas Rawat Inap Satelit Pahoman.
"Tadinya korban dibiarkan, ketika datang polisi baru diantar ke Puskesmas Satelit, maksudnya biar diobati, tapi pihak puskes bilang gak bisa, alasannya gak ga ada sopir," ujar Nila saksi mata yang berada di lokasi yang menolong korban ke Puskesmas rawat Inap Satelit, seperti dilansir Tribunlampung.
Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung Amran menyayangkan kejadian di Puskesmas Satelit Pahoman tersebut. Menurutnya, mobil dan sopir ambulans harus siap siaga setiap saat.
"Seharusnya mobil ambulans siap 24 jam, tidak bisa jika alasannya tidak ada sopir. Harus siaga. Terlebih itu puskesmas rawat inap," kata Amran saat dihubungi wartawan. (*)