JAKARTA – Pemerintah menyusun rencana besar untuk menggabungkan ekonomi Jawa dan Sumatera, dua wilayah dengan porsi ekonomi terbesar di Indonesia. Selama ini, ekonomi Jawa dan Sumatera dipisahkan oleh Selat Sunda.
"Untuk menggabungkan keduanya, harus ada penghubung antar dua wilayah yakni ewat jalur laut,” ujar Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, usai rapat di Kantor Presiden, Kamis (5/3/2015).
Upaya menggabungkan ekonomi Jawa Sumatera sebenarnya sempat digaungkan pada era pemerintahan SBY melalui pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS). Namun, rencana tersebut ditunda oleh pemerintahan Jokowi - JK.
Menurut Basuki, saat ini jalur laut yang menghubungkan Jawa dan Sumatera melalui Pelabuhan Merak di Banten dan Bakaheuni di Lampung dinilai belum optimal. Salah satunya karena terbatasnya kapasitas dermaga, sehingga kendaraan pribadi atau pengangkut barang seringkali tertahan.
"Karena itu, prioritas pemerintah saat ini adalah melakukan modernisasi Pelabuhan Merak dan Bakauheni, serta pengembangan infrastruktur pendukung lainnya. Total anggarannya Rp 58 triliun,” katanya, seperti dilansir Jawapos.
Basuki menyebut, dana itu berasal dari pinjaman lunak Kementerian Keuangan serta bank infrastruktur yang nanti akan dibentuk. Pinjaman itu selanjutnya diberikan kepada konsorsium Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
”Hutama Karya nanti jadi lead (pimpinan konsorsium),” ucapnya.
Basuki mengatakan, selain persiapan pendanaan, pemerintah juga akan membenahi beberapa regulasi untuk menunjang kelancaran proyek. Misalnya, tentang penugasan Hutama Karya dan pembebasan lahan di sekitar pelabuhan yang masuk wilayah Areal Penggunaan Lain (APL).
”Soal lahan, nanti akan diselesaikan menteri agraria,” ujarnya. (*)