LAMPUNG - Kendati Perum Bulog Divre Lampung sudah beberapa kali melakukan operasi pasar (OP), namun hingga saat ini masyarakat di Provinsi Lampung masih banyak yang mengeluhkan tingginya harga beras. Sampai saat ini, harga beras di wilayah Lampung masih berada dalam kisaran Rp 10 ribu hingga Rp 11 ribu rupiah perkilogram.
"Tingginya harga beras di Provinsi Lampung dipicu oleh kurangnya pasokan beras di pasaran. Hal itu disebabkan mundurnya masa panen petani pada beberapa wilayah sentra produksi padi di Lampung, yang diakibatkan kondisi cuaca pada beberapa bulan terakhir ini," jelas Kepala Perum Bulog Divre Lampung, Joni Nur Ashari, Sabtu (28/2/2015).
Namun demikian, dia memprediksi pada pertengahan Maret mendatang, harga beras akan kembali stabil, mengingat beberapa wilayah yang menjadi sentra produksi padi tersebut akan mulai memasuki masa panen, sehingga pasokan beras dipasaran diharapkan akan kembali dapat terpenuhi.
"Ini memang lagi puncak paceklik, sehingga harga beras masih tinggi. Tapi kami meihat beberapa wilayah yang menjadi sentra produksi padi di lampung sudah mulai akan memasuki masa panen, dan diperkirakan pada pertengahan Maret harga bersa sudah mulai stabil," papar Joni, seperti dilansir RRI.
Jika prediksi tersebut meleset, Perum Bulog Divre Lampung meminta agar masyarakat di Provinsi Lampung tidak khawatir, karena Bulog Lampung sudah menyiapkan 34 ribu ton beras untuk persediaan selama empat bulan ke depan dan sudah siap didistribusikan.
Selain itu Perum Bulog Lampung juga lanjutnya masih akan terus melakukan Operasi Pasar hingga harga beras dipasaran benar-benar stabil. Pada Operasi Pasar tersebut masyarakat dapat membeli beras dengan harga 7 ribu 500 perkilogramnya, dengan jumlah pembelian maksimal untuk setiap pembeli sebanyak 15 kilogram. (*)