Sepenggal Kisah 'Kampung Begal' di Lampung Timur - MEDIA ONLINE

Hot

Wednesday, February 25, 2015

Sepenggal Kisah 'Kampung Begal' di Lampung Timur

Foto begal yang mengaku dari Lampung dibakar massa di Tangerang beredar di media sosial. (ist)

LAMPUNG - Dua desa itu bernama Tebing dan Negara Batin. Desa Tebing berada di Kecamatan Melinting dan Negara Batin di Kecamatan Jabung, Kabupaten Lampung Timur. Tak ada akses roda empat atau angkutan umum menuju dua desa tersebut. Yang ada hanyalah ojek sepeda motor.

Dari Bandar Lampung, ibukota Provinsi Lampung, dua desa itu bisa dijangkau dengan waktu tempuh sekitar empat jam perjalanan sepeda motor. Desa Tebing berpenduduk tak kurang dari 5.000 jiwa. Sedangkan Negara Batin mendekati 10 ribu orang. Sebagian penduduknya bekerja di ladang. 

“Warga kami kebanyakan sebagai petani,” kata Bukhori, Kepala Desa Tebing, suatu ketika, seperti dilansir Tempo, Rabu (25/2/2015). 

Kepolisian setempat kerap menyebut Kecamatan Melinting dan Jabung sebagai lokasi 'aman' bagi penjahat, termasuk begal sepeda motor, yang akhir-akhir ini merajalela di Jakarta dan sekitarnya. Pamor Desa Tebing dan Negara Batin menjadi suram, karena aparat kepolisian sering datang ke tempat ini untuk mencari komplotan begal. 

Misalnya, dalam kasus tewasnya satpam di Bogor bernama Suhardi pada 2012 lalu yang ditembak begal. Kepolisian Resor Bogor kemudian mencari pelaku begal jaringan Sandi alias Unyil ke dua desa tadi. Berkali-kali pula Unit Kejahatan dan Kekerasan Kepolisian Daerah Lampung menangkap pembegal di sana. Petugas menyita amunisi dan senjata api dari warga desa ini. 

Cap sebagai 'Kampung Begal' sepertinya sudah begitu melekat pada dua desa ini. Maraknya aksi begal sepeda motor dalam sebulan terakhir di Jakarta dan sekitarnya, membuat nama jaringan Kelompok Lampung kembali muncul. Kelompok ini mencuri sepeda motor di berbagai rumah kos. Menurut catatan Polda Metro Jaya, mereka 8 kali beraksi di Jakarta Utara, 7 kali di Jakarta Timur, dan 5 kali di Bekasi.

Kepala Desa Tebing, Bukhori, menolak jika dikatakan desanya dicap sebagai kampung bromocorah. Walaupun, ia mengakui, sebagian kecil warganya memang pernah terlibat dalam tindak kejahatan. 

“Ada yang menjadi begal, tapi itu hanya 10 persen,” ujar dia. (*)


Post Top Ad