Sudah Saatnya Dibangun Pasar Ternak - MEDIA ONLINE

Hot

Monday, October 15, 2012

Sudah Saatnya Dibangun Pasar Ternak


TANGGAMUS - Pasar khusus menjual hewan ternak di Kabupaten Tanggamus, sepertinya sudah sangat diperlukan. Utamanya pasar ternak jenis kambing. Karena berdasarkan fakta, kambing yang beredar di pasaran hewan ternak di Kabupaten Pringsewu, 70 persennya berasal dari Tanggamus. Kambing asal Tanggamus yang dikembangkan peternak saat ini ada dua jenis, yakni kambing Saburai yang telah bersertifikasi dan merupakan aset Kabupaten Tanggamus, serta kambing kampung.

“Tanggamus masih primadonanya ternak kambing, utamanya jenis Saburai. Sehingga para belantik (tukang jual beli kambing) dari luar Tanggamus, mencari dan membeli kambing langsung ke Tanggamus, utamanya dari Pringsewu,” kata Kepala Seksi Budidaya dan Pengembangan Ternak, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Kabupaten Tanggamus, Purnomo, ketika dikonfirmasi, Minggu (14/10).

Menurut dia, tidak jarang para belantik tersebut menemukan kambing-kambing yang mereka beli dari peternak di Tanggamus adalah ternak kambing jenis unggul. Karena ternak kambing Tanggamus sehat, sebab pakannya yang sangat melimpah dan iklimnya yang stabil. Sehingga para belantik tersebut mendapat keuntungan besar saat menjual kembali kambing tersebut di pasaran ternak.

“Para peternak butuh dana cepat. Jadi ketika para belantik datang membeli ke peternak, kambing dijual dengan harga murah dan di bawah pasaran. Hal tersebut juga didasarkan perhitungan ongkos apabila si peternak menjualnya sendiri ke pasaran di Pringsewu,” jelas Purnomo.

Selain pasar ternak, diharapkan fungsi asosiasi kelompok ternak (Asponak) Tanggamus dapat lebih dimaksimalkan. “Dimana saat ini Asponak belum berjalan maksimal dan belum bisa mengoordinir semua peternak dalam segi pemasaran,” terang dia. Apabila Asponak Tanggamus sudah berjalan maksimal, lanjut Purnomo, tentu sangat membantu peternak untuk memasarkan hewan ternaknya. Namun memang, penjualan melalui Asponak ada proses prosedur yang dilalui.

“Terkadang peternak ingin menjual dengan cepat, karena butuh uang saat itu juga. Akhirnya mereka menjual kepada belantik yang datang langsung. Sedangkan melalui Asponak, ada prosedur yang harus dilakukan,” ujarnya.

Terpisah, Darno salah seorang peternak kambing di Kecamatan Sumberejo, Tanggamus membenarkan kondisi tersebut. Menurutnya, untuk pemasaran tidak terlalu sulit, karena banyaknya belantik yang datang langsung membeli kambing kepadanya. “Namun harga yang ditawarkan oleh belantik tersebut jauh di bawah harga pasaran kambing sesungguhnya,” ujar dia.

Darmo mengibaratkan kambing yang di pasaran dapat dihargai Rp1 juta, oleh belantik hanya dihargai Rp700 ribu saja. Karena harga tersebut sudah diperhitungkan ongkos angkut dan lain-lainnya. “Oleh sebab itulah saya berharap adanya pasar ternak di Kabupaten Tanggamus ini, agar bisa menstabilkan harga ternak, supaya para peternak seperti saya ini dapat sejahtera. Di samping itu, pasar ternak tersebut akan menjadi pendapatan asli daerah Tanggamus nantinya,” urainya. (win/fik)

Post Top Ad