Eddi: Program Cetak Sawah Ajang Perkaya Diri - MEDIA ONLINE

Hot

Tuesday, October 16, 2012

Eddi: Program Cetak Sawah Ajang Perkaya Diri


MESUJI – Berbagai persoalan yang muncul dalam program cetak sawah senilai Rp15 miliar ternyata sudah masuk ke DPRD Mesuji. Lembaga legislatif ini mengendus adanya penyimpangan dan ketidaksesuaian dalam pelaksanaan proyek dari Kementerian Pertanian tersebut.

Wakil Ketua DPRD Mesuji Eddi Anwar mengatakan program cetak sawah yang diatur dalam peraturan menteri pertanian (permentan) dan pedoman pengelolaan dana bantuan sosial tahun 2012 berjalan asal-asalan. Ia memastikan pola penanganan yang dikelola Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan (DP3) dan sekelompok gapoktan ini yang membuat program cetak sawah amburadul.

“Proyek ini sudah jadi ajang untuk memperkaya diri sendiri. Hal ini tidak bisa dibiarkan. Kami juga sudah turun ke lapangan untuk mengetahui kondisi yang sebenarnya. Faktanya cukup mengerikan,” tegas legislator asal Demokrat ini, kemarin.

Bahkan, petani yang tergabung dalam gapoktan tidak pernah merasa mendapatkan manfaat dari program cetak sawah tersebut. “Hasil cetak sawah tahun ini tidak jauh beda dengan tahun sebelumnya. Pemerintah menggelontorkan dana puluhan miliar, tetapi tidak bisa dimanfaatkan masyarakat, khususnya petani di Mesuji,” ungkap Eddi.

Selain itu, gabungan kelompok tani (gapoktan) akhirnya satu per satu mulai buka suara. Mereka mengklaim bahwa proyek cetak sawah senilai Rp15 miliar tahun ini tidak pernah sampai ke tangan gapoktan dan hanya kocok bekem di DP3 Kabupaten Mesuji.

DP3 Mesuji dituding telah mengambil alih pelaksanaan program perluasan areal tanaman pangan atau perluasan sawah yang didanai APBN 2012. Padahal, sesuai pedoman pengelolaan dana bantuan sosial (bansos) tahun 2012 yang diterbitkan Direktorat Jendral Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian, anggaran untuk membiayai cetak sawah itu langsung ditransfer ke rekening kelompok tani yang tergabung dalam gapoktan selaku kelompok sasaran.

Ketua Gapoktan Mulyasari (SP-11) Iwan mengaku tidak pernah mengerjakan proyek cetak sawah tersebut. “Kami hanya menerima jadi saja. Semuanya sudah diurus pihak Dinas Pertanian,” bebernya.

Berbeda dengan Iwan, Ketua Gapoktan Margojadi Yuda Sarno menyatakan bahwa pihaknya hanya menerima proyek cetak sawah senilai 1,3 miliar dari total dana Rp5 miliar yang digelontorkan kementerian ke Margojadi untuk membiayai cetak sawah di kampung tersebut. “Cetak sawah memang sampai ke Gapoktan. Tapi cuma sebanyak Rp1,3 miliar yang kami terima di sini (Margojadi, red). Sisanya dikelola langsung oleh Dinas Pertanian,” aku Yuda.

Sesuai Permentan yang mengatur tentang pelaksanaan cetak sawah, DP3 Mesuji hanya berfungsi melakukan pembinaan guna melakukan monitoring hasil pekerjaan Gapoktan, bukan mengambil alih dan mengelola kegiatan bansos yang didanai tugas pembantuan tersebut.         

Berdasarkan data yang dihimpun wartawan koran ini, proyek cetak sawah di Mesuji tersebar di enam kampung. Antara lain Adimulyo 300 ha; Mulyasari 400 ha; Tanjungsari 100 ha; Margojadi 500 ha; Pangkalmas Mulya 60 ha; dan Pangkalmas Jaya 140 ha.         

Meski begitu, Kepala DP3 Mesuji Mawardi membantah jika satuan kerja yang dipimpinnya telah mengambil alih maupun mengelola kegiatan cetak sawah tersebut. “Itulah yang sangat meresahkan kami. Pengelolaan maupun pelaksanaannya diserahkan kepada enam gapoktan yang mendapatkan bantuan program cetak sawah tahun ini,” tuturnya kepada wartawan.

Menurut Mawardi, DP3 hanya melakukan fungsi pembinaan dan Dinas Pertanian Lampung mendistribusikan dana bansos tersebut ke rekening gapoktan. “Kami juga melibatkan BP3K dan penyuluh untuk program cetak sawah ini,” katanya.         
Mawardi membeberkan kegiatan bantuan sosial untuk kelompok tani mendapatkan alokasi dana Rp10 juta/ha. “Maksimal kelompok tani memperoleh jatah 2 ha dengan dana Rp20 juta. Dan kami sudah melakukan verifikasi lapangan, sebelum menetapkan kelompok tani yang berhak mendapatkan dana bansos tersebut,” tukasnya.         

Dana bansos yang dikucurkan ke kelompok tani digunakan membeli saprotan (sarana produksi dan alsintan) yang meliputi pupuk, pestisida, benih, dan alat mesin pertanian. (gan/lan)

Post Top Ad