Cara Beri Pertolongan Pertama ke Penderita Stroke - MEDIA ONLINE

Hot

Monday, February 6, 2017

Cara Beri Pertolongan Pertama ke Penderita Stroke


MEDIA ONLINE - Saat salah satu anggota keluarga terserang stroke, biasanya anggota keluarga lain berinsiatif memberi pertolongan pertama.

Misalnya, dengan menusuk ujung-ujung jemari penderita dengan jarum untuk mengecek apa ia sudah mati rasa atau belum. 

Lalu, membuat rapat keluarga dadakan membahas si penderita stroke mau dibawa ke rumah sakit mana dan ke dokter siapa.

Inisiatif tersebut, kata Prof. Dr. Dr. Mohammad Hasan Machfoed, Sp.S(K), MS tidak penting!

Hal tersebut terungkap dalam talk show Grand Kalbe Academia yang mengusung tema “Indonesian Neurologist Forum” di Jakarta, Sabtu (4/2/2017).

Mohammad Hasan mengatakan, begitu salah satu anggota keluarga kena stroke, harus segera dibawa ke dokter spesialis. 

Jangan kebanyakan berpikir, mengadakan rapat keluarga, menelepon saudara yang dituakan, bla-bla-bla. Itu malah memperburuk keadaan. Stoke tidak bisa ditolong oleh anggota keluarga sendiri.

“Begini, ketika seseorang kena stroke, otak tiba-tiba kekurangan oksigen dan dalam waktu 10 menit dapat merusak seluruh otak. Setelah 10 menit itu, ia mengalami area panombra yakni antara hidup dan mati. Saat itulah, kita harus memberi pertolongan secara tepat dan hanya dokter spesialis yang bisa melakukannya. Salah memberi pertolongan bisa mengakibatkan nekrosis atau kematian sel pada seluruh jaringan tubuh,” ujar Mohammad Hassan, seperti dilansir Tabloidbintang.

Stroke menyerang pada waktu yang tidak terduga. Ia membawa perubahan yang sifatnya progresif. Cepat sekali. 

Perubahan yang sangat cepat itu, kata Mohammad Hassan, disebabkan oleh otak yang tiba-tiba kekurangan oksigen. Karena kekurangan oksigen, otak membengkak. Jika tidak cepat ditangani pembengkakan itu menyebabkan penderita meninggal dunia.

“Proses menuju kematian akan menjadi sangat cepat jika ia jatuh atau mengalami sumbatan di saluran napas. Yang penting, anggota keluarga mesti cermat mendeteksi gejala-gejala yang ganjil sejak dini. Misalnya, bangun tidur bicaranya 'pelo'. Atau tiba-tiba mengalami lumpuh sebelah. Atau kondisi kejiwaanya berubah, mudah lupa,” kata Mohammad Hassan.

Hal lain yang patut diperhatikan keluarga adalah pada pukul berapa si penderita kena stroke. Misalnya, jam 6 pagi. Anda harus gerak cepat (membawanya ke dokter) dalam waktu kurang dari empat jam setelah jam 6 pagi. Mohammad Hassan menegaskan, empat jam setelah serangan stroke terjadi adalah waktu yang paling krusial.

“Ia harus mendapat pertolongan yang tepat dan cepat. Jika Anda di Jakarta, Anda bisa membawa pasien ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, misalnya. Di sana, memungkinkan pasien menjalani trombolisis (proses penghancuran gumpalan darah-red) yang memungkinkan penderita stroke pulih. Syaratnya, harus mendapat pertolongan kurang dari empat jam,” lanjutnya.

Mohammad Hassan menilai kesadaran masyarakat Indonesia terhadap bahaya stroke sudah membaik. Namun, harus terus ditingkatkan mengingat stroke masih menjadi penyakit paling mematikan di negara ini. Karenanya, Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia itu menyambut baik penyelenggaraan Grand Kalbe Academia 2017.

Direktur PT Kalbe Farma Michael Buyung Nugroho menambahkan, “Indonesian Neurologist Forum berbicara tentang Neurological Disorder. Gangguan neurologis bisa berujung disabilitas hingga kematian. Kami ingin berkontribusi lebih dalam membangun kompetensi untuk para dokter neurologi baik yang senior maupun junior agar makin memahami neurological disorder. Mengingat penyakit ini berdampak pada penurunan produktivitas pasien dan kualitas hidup keluarga pasien". (*)

Post Top Ad