(ilustrasi/ist) |
MEDIA ONLINE -
Wildlife Coservation Socities Indonesia menyebut populasi gajah liar di
hutan Taman Nasional Way Kambas, Provinsi Lampung, saat ini tersisa 247
ekor.
Jumlah
itu kemungkinan lebih sedikit dari perkiraan menyusul maraknya
perburuan gajah guna diambil gading dan giginya oleh pemburu, kata
Sugiyo, anggota Wildlife Coservation Socities (WCSI Indonesia di Lampung
Timur, Minggu (28/2/2016).
Dia
menyebutkan hasil survei WCS tahun 2002 jumlah gajah liar di hutan TNWK
sebanyak 220 ekor. Jumlah itu meningkat lebih banyak pada tahun
berikutnya. Hasil survei di tahun 2010 disebutkanya jumlah populasinya
berjumlah 247 ekor.
Dengan hasil olah DNA jumlah populasi gajah betina lebih banyak dibanding jantan dengan sexratio satu berbanding enam (1:6).
"Artinya
populasi gajah betinya lebih banyak dibanding jantan dari hasil test
DNA yang selesai tahun 2015 dari survei tahun 2010," ujarnya
menjelaskan.
Tapi,
menurut aktivis WCS ini, jumlah itu saat ini mungkin saja lebih sedikit
dari sebelumnya mengingat maraknya perburuan gajah di dalam hutan
konservasi ini.
"Bisa jadi ya berkurang, bisa jadi tidak, karena kita belum melakukan survei terbaru," ujarnya.
Sugiyo
pun mengkhawatirkan menurunnya populasi gajah liar ini bagi masa depan
terutama keberlangsungan ekosistem di sekitarnya dan bagi ilmu
pengetahuan jika gajah di Sumatera ini tidak dijaga bersama.
Humas TNWK Sukatmoko menyebutkan, jumlah gajah di TNWK hampir sama atau tidak jauh berbeda dengan hasil survei WCS.
"Kita
juga melakukan survei, tercatat di tahun 2010 populasi gajah liar 250
ekor, sementara tahun 2002 tercatat 225 ekor," katanya.
Saat
ini sudah saatnya perlu dilakukan survei kembali guna mengetahui jumlah
sebenarnya gajah liar di hutan TNWK, seperti dilansir Teropongsenayan.
Terkait
maraknya gajah yang mati tanpa gading dan gigi di tahun 2015 dan
terakhir ada satu kasus ditemukan kembali kejadian serupa, Sukatmoko
mengimbau pihak yang ingin memanfaatkan gading dan gigi mamalia itu agar
menghentikan keinginannya.
"Kepada
semua pihak agar menghentikan pemanfaatan bagian tubuh gajah ini. Mari
kita jaga gajah ini demi keberlangsungan populasinya," kata Sukatmono. (*)