Pesawat Latih Tempur Jatuh di Malang, Pilot Tewas - MEDIA ONLINE

Hot

Wednesday, February 10, 2016

Pesawat Latih Tempur Jatuh di Malang, Pilot Tewas

Pesawat Super Tucano TT 3108 (ist)

MEDIA ONLINE - Pesawat Super Tucano TT 3108 buatan Brasil jatuh menimpa rumah warga di Jalan LA Sucipto, Malang, Rabu (10/2/2016). Sang pilot, Mayor Pnb Ivy Safatillah mengembuskan napas terakhir, setelah sempat dirawat di RS Saiful Anwar Malang.

"Pilot sempat dirawat di RSSA, namun akhirnya meninggal. Sedangkan kopilot Serma Syaiful masih dalam pencarian dan kabarnya selamat," kata Kapentak Lanud Abdurrahman Saleh Malang, Mayor Hamdi Londong Allo, di lokasi kejadian jatuhnya pesawat tempur Super Tucano. Jalan LA Sucipto Gang XII Malang, Jawa Timur.

Indikasi selamatnya kopilot pesawat berjenis Super Tucano tersebut, karena kursi lontar diketahui kosong saat dilakukan evakuasi serpihan bangkai pesawat berlangsung. Sebelumnya juga ditemukan parasut tanpa awak di kawasan Jalan Ikan Tombro.

Hamdi menambahkan korban meninggal sampai saat ini diperkirakan ada tiga orang, yakni dua warga sipil dan satu pilot.

"Sekarang kami masih kumpulkan data," ucapnya.

Hanya saja, sampai saat ini belum jelas diketahui bagaimana kronologis dan penyebab pesawat yang baru dibeli dari Brasil itu bisa jatuh. Pesawat itu jatuh di tengah permukiman padat penduduk pagi tadi.

Menurut kapentak, pesawat ini baru saja selesai perawatan.

"Saat jatuh pesawat tersebut sedang digunakan untuk uji penerbangan dan pesawat itu sengaja diujiterbangkan karena selesai diperbaiki dan Pilot Mayor Pnb Ivy Safatillah, yang menjadi teknisinya mencoba pesawat itu. Jadi bukan latihan," tegasnya.

Penyebab jatuhnya pesawat Super Tucano masih dalam penyelidikan.

Sementara itu, di sekitar lokasi jatuhnya pesawat latih tempur Super Tucano TT 3108 tersebut dipenuhi anggota Polres Malang Kota dan pasukan dari TNI AU, petugas pemadam kebakaran serta relawan dari TRC Kota Malang maupun Kabupaten Malang.

Kapolres Kota Malang AKBP Decky Hendarsono yang memantau kondisi di lapangan mengatakan untuk membantu pengamanan pihaknya menurunkan satu SSK (satuan setingkat kompi, Red) yang jumlahnya 100-120 personel buatan, seperti dilansir Beritasatu.

"Tugas kami hanya membantu TNI AU saja, termasuk untuk evakuasi," ujarnya.

Ia mengatakan evakuasi dilakukan sepenuhnya oleh TNI AU karena ini kewenangan dan ranahnya TNI AU.

"Oleh karena itu, soal kronologis maupun penanganan di lokasi menjadi ranah TNI AU," kata Decky kepada wartawan.

Seperti diketahui, Indonesia memesan 16 pesawat tempur ringan Super Tucano dari Brasil dengan nilai kontrak sekitar US$ 260 juta. Empat pesawat Super Tucano mulai tiba ke Indonesia pada September 2012 lalu dan kini yang telah tiba di Tanah Air sebanyak 8 pesawat yang berbasis di Skuadron 21 Malang.

Super Tucano menggantikan Oviten 10 Bronco yang kini di-grounded. Untuk tingkat ASEAN, baru Indonesia yang menggunakan pesawat tersebut. Namun, kalau di negara-negara Amerika Latin sudah cukup lama menggunakannya.

Keunggulan Super Tucano memiliki daya jelajah dan jangkauan yang luar biasa, bahkan mampu membawa enam bom sekaligus atau alat tempur dari Malang, Jatim hingga Balikpapan, Kaltim. (*)

Post Top Ad