Ibu dari Andre, Suharti (tengah) terlihat shock mengetahui anaknya meninggal. (ist) |
BANDAR LAMPUNG - Diduga mengalami tekanan jiwa, Andri Agustiawan nekat bunuh diri dengan menceburkan diri ke sumur, Selasa (2/6/2015). Pemuda 21 tahun ini masuk ke dalam sumur di rumahnya di Jalan Ridwan Rais, Gang Ainal, Kelurahan Way Balau Kencana, Kedamaian, Bandar Lampung.
"Besar dugaan bunuh diri. Berdasarkan keterangan orang tua, AA menderita penyakit jiwa. Dulu sudah coba diobati tapi belum sembuh total. Sebelumnya AA juga pernah mencoba bunuh diri dengan cara yang sama, yakni dengan lari ke arah sumur yang berjarak sekitar 6 meter dari rumahnya," kata Wakapolsek Tanjungkarang Timur Iptu Agus Cik saat ditemui di rumah duka.
Agus menerangkan Andri menceburkan diri ke sumur pada pagi hari. Dua bulan lalu, Andri pun pernah mau bunuh diri dengan cara lompat ke dalam sumur.
"Waktu itu AA melompat ke sumur sambil berlari dari rumahnya. Dia diselamatkan karena pada saat itu ketinggian air sumur cukup tinggi," ujar dia.
Saat ditemukan ayahnya, Andri sudah mengambang di sumur dengan posisi menelungkup. Orang tuanya dibantu beberapa warga mengangkat tubuh Andri.
"Saat diangkat, dia sudah meninggal. Kemungkinan korban tewas sekitar 4-5 menit setelah tenggelam," jelas Agus Cik. Menurutnya, Andri pernah menjadi pecandu narkoba. Namun saat meninggal, tidak ditemukan kandungan narkoba dalam tubuhnya.
"Kemungkinan motifnya karena depresi berat. Apalagi menurut orangtuanya punya penyakit jiwa, tapi sepertinya tidak ada pengaruh dari narkoba," ujar Agus Cik, seperti dilansir Lampost.
Sementara, Ngadimin (55), ayah Andri, membenarkan putranya sempat menderita gangguan jiwa setahun terakhir. anaknya yang lulusan SMA ini sempat dirawat di rumah sakit jiwatahun 2013.
"Saat dia masih kelas 3 SMA, sempat dirawat di rumah sakit jiwa selama 1 bulan," ujar Ngadimin. Dia menerangkan putranya menghabiskan waktu hanya di rumah. Andri juga terkadang salat di mushola sekitar.
"Awal mulanya anaknya depresi akibat sering melihat hal gaib, seperti kuntilanak dan sejenisnya," kata Ngadimin. (*)
"Besar dugaan bunuh diri. Berdasarkan keterangan orang tua, AA menderita penyakit jiwa. Dulu sudah coba diobati tapi belum sembuh total. Sebelumnya AA juga pernah mencoba bunuh diri dengan cara yang sama, yakni dengan lari ke arah sumur yang berjarak sekitar 6 meter dari rumahnya," kata Wakapolsek Tanjungkarang Timur Iptu Agus Cik saat ditemui di rumah duka.
Agus menerangkan Andri menceburkan diri ke sumur pada pagi hari. Dua bulan lalu, Andri pun pernah mau bunuh diri dengan cara lompat ke dalam sumur.
"Waktu itu AA melompat ke sumur sambil berlari dari rumahnya. Dia diselamatkan karena pada saat itu ketinggian air sumur cukup tinggi," ujar dia.
Saat ditemukan ayahnya, Andri sudah mengambang di sumur dengan posisi menelungkup. Orang tuanya dibantu beberapa warga mengangkat tubuh Andri.
"Saat diangkat, dia sudah meninggal. Kemungkinan korban tewas sekitar 4-5 menit setelah tenggelam," jelas Agus Cik. Menurutnya, Andri pernah menjadi pecandu narkoba. Namun saat meninggal, tidak ditemukan kandungan narkoba dalam tubuhnya.
"Kemungkinan motifnya karena depresi berat. Apalagi menurut orangtuanya punya penyakit jiwa, tapi sepertinya tidak ada pengaruh dari narkoba," ujar Agus Cik, seperti dilansir Lampost.
Sementara, Ngadimin (55), ayah Andri, membenarkan putranya sempat menderita gangguan jiwa setahun terakhir. anaknya yang lulusan SMA ini sempat dirawat di rumah sakit jiwatahun 2013.
"Saat dia masih kelas 3 SMA, sempat dirawat di rumah sakit jiwa selama 1 bulan," ujar Ngadimin. Dia menerangkan putranya menghabiskan waktu hanya di rumah. Andri juga terkadang salat di mushola sekitar.
"Awal mulanya anaknya depresi akibat sering melihat hal gaib, seperti kuntilanak dan sejenisnya," kata Ngadimin. (*)