Iwan Indarto |
LAMPUNG - Bermula dari adu mulut, kader PAN Lampung Iwan Indarto mengaku dikeroyok dan ditujah oleh tiga orang yang dikenalinya. Peristiwa penusukan itu terjadi di salah satu kamar di Hotel Amalia, Senin (1/6/2015) malam lalu. Menurut Iwan, penusukan berlangsung di kamar hotel nomor 224.
Iwan menuturkan, awalnya sempat terjadi adu mulut dengan pelaku yang memiliki kepentingan untuk masuk dalam struktur kepengurusan DPW PAN Lampung di kamar nomor 222. Padahal di dalam kamar tersebut sedang berlangsung rapat tim formatur pembentukan struktur kepengurusan DPW PAN Lampung.
"Saya sempat adu mulut dengan Is karena dia masuk di kamar 222. Padahal aturannya, kamar tersebut dikhususkan untuk anggota tim formatur saja, yang terdiri dari Hamrin Sugandi, Saad Sobari, Azizi dan Suprapto," terang Iwan, Kamis (4/6/2015).
Dia menjelaskan jika rapat formatur tersebut berlangsung hingga tengah malam dan Hamrin Sugandi memutuskan untuk menunda rapat, karena malam itu bertepatan dengan malam ketiga wafat ibundanya.
Dia mendapat informasi pada saat acara Yasinan di tempat Hamrin, Az dan Is turut hadir dengan tujuan untuk menyampaikan amanat dari Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan. Keduanya mengatakan bahwa ada mandat Ketua Umum bahwa Is menjadi Sekretaris DPW PAN Lampung.
"Padahal saat Muswil PAN sudah ada kesepakatan bahwa yang menjadi ketua adalah Saad Sobari dan Hamrin sebagai Sekretaris," ujar Iwan.
Setelah rapat di kamar 222, Iwan kembali ke kamarnya di nomor 224. Namun tiba-tiba ada tiga orang; Is, An, dan Ir datang ke kamarnya dan langsung mengeroyok korban. Iwan pun terkena badik pelaku di lengan dan bahu, seperti dilansir Lampost.
Dia berharap kepolisian dapat memproses kasus ini hingga tuntas
"Saya minta keadilan. Di partai, adu mulut itu hal yang biasa, tapi tidak sampai menggunakan kekerasan," kata Iwan. (*)