Anakidah! Ternyata FSRU Lampung Tidak Lagi Beroperasi - MEDIA ONLINE

Hot

Friday, June 19, 2015

Anakidah! Ternyata FSRU Lampung Tidak Lagi Beroperasi


LAMPUNG ONLINE - Komitmen PT Perusahaan Gas Negara (PGN) untuk menyerap LNG melalui floating storage regasification unit (FSRU) Lampung dipertanyakan. Pasalnya, hingga kini FSRU Lampung tersebut sudah tidak lagi beroperasi.

Seperti dikatakan Direktur Eksekutif Energy Watch Indonesia, Ferdinand Hutahaean,‎ bahwa FSRU Lampung tak beroperasi lagi karena tak lagi memiliki konsumen. Padahal, selain harus menanggung investasi senilai 300 juta dolar AS, mereka juga harus mengeluarkan operational cost sebesar Rp9 miliar per bulan. 

"Kondisi tersebut tentu membebani PGN, karena pemasukan dari FSRU sama sekali nol," tegas Ferdinand kepada wartawan, seperti dilansir Skalanews, Jumat (19/6/2015) 

Menurut Ferdinand, FSRU Lampung memang tidak memiliki konsumen untuk membeli gas alam. Padahal, tahun lalu PGN menyatakan FSRU Lampung akan menjual gas ke 14 industri di Lampung. Diantaranya ke Hotel Aston Lampung, PT Garuda Food Putra Prima, PT Gizai Utama, Novotel Lampung, PT Coca Cola Amatil dan PT Nestle Indonesia.

Selain itu, PLN juga direncanakan memasok tiga pembangkit listrik, yaitu Sri Bawono, Sutami dan Tarahan sebesar 40,5 meter juta kubik per hari. Namun kenyataannya, disebut Ferdinand, mereka tak sanggup menyerap gas tersebut. 

"Benar memang bahwa ada yang kecil-kecil seperti hotel. Namun untuk konsumen yang besar seperti PLN justru membeli gas dari pihak di luar FSRU Lampung. Ini yang harus dijawab oleh PGN. Apakah mereka memiliki letter of intent (LOI) dengan beberapa perusahaan tersebut atau hanya sekedar kesepakatan lisan," cetus Ferdinand. 

Menurut Ferdinand, macetnya operasional FSRU Lampung sebenarnya sudah bisa diprediksi sejak awal. Seharusnya PGN berkonsentrasi saja pada sektor hilir, tidak ikut bermain di sektor hulu.

"Namun bisa jadi karena profit yang dianggap kecil, mereka akhirnya turut bermain di sektor hulu meski tidak disertai dengan visibility study yang matang," pungkasnya.

Sementara itu pengamat BUMN dari Universitas Indonesia (UI) Toto Pranoto mengatakan, harus dicari penyebab tidak beroperasinya FSRU Lampung. Jika melihat posisinya yang strategis yaitu di selatan Sumatera, harusnya bisa memasok gas alam bagi industri di Sumatera dan Jawa.

"Apakah karena ketidakmampuan menangkap pasar atau adanya kerusakan unit tersebut," kata Toto. (*)

Post Top Ad