Dokter TNI Ungkap Tes Keperawanan yang Memalukan dan Menjijikkan - MEDIA ONLINE

Hot

Tuesday, May 19, 2015

Dokter TNI Ungkap Tes Keperawanan yang Memalukan dan Menjijikkan

ilustrasi

LAMPUNG ONLINE - Aktivis hak asasi manusia ingin Indonesia menghentikan tes keperawanan dalam perekrutan tentara perempuan. Human Rights Watch (HRW) menilai, tes ini diskriminatif dan tidak memiliki hubungan dengan kemampuan wanita melakukan pekerjaannya.

Di Indonesia, tes keperawanan sifatnya wajib bagi militer perempuan dan calon polisi nasional yang biasanya lulusan SMA berusia antara 18 dan 20. Penelitian HRW menunjukkan bahwa angkatan udara, angkatan darat, dan angkatan laut selama beberapa dekade terakhir juga melakukan tes keperawanan bagi tunangan perwira militer sebelum menikah.

Apa sebenarnya yang dilakukan pada tes ini?

Andreas Harsono, salah satu peneliti HRW mewawancarai sebelas perempuan Indonesia yang merupakan istri tentara dan polisi wanita. Menurutnya, para perempuan ini menjelaskan saat tes keperawanan dua jari digunakan untuk membuka vagina sementara satu jari ditempatkan di anus.

Dia mengatakan, pada satu kesempatan seorang wanita yang telah menjelani tes menceritakan kepada perempuan lain yang menunggu di luar ruang pemeriksaan tentang apa yang dialami saat tes keperawanan. Setelah itu, 23 pelamar yang tersisa memilih meninggalkan tempat itu. Andreas mengatakan, sebagian besar pelamar malu dengan prosedur ini dan banyak yang mengaku mengalami trauma.

Seorang dokter militer perempuan mengatakan kepada peneliti bahwa ketika dia melakukan tes di Jakarta, ia merasa sulit untuk membujuk perempuan untuk ambil bagian.

"Itu bukan (hanya) tindakan memalukan ... Ini adalah penyiksaan. Saya memutuskan untuk tidak melakukannya lagi," katanya, seperti dilansir Tribun-medan, Selasa (19/5/2015).

Negara mana saja yang pernah melakukan tes keperawanan?

Afrika Selatan:
Tes virginitas menjadi topik hangat saat ini sejak partai politik menyerukan sekolah menengah agar menguji keperawanan murid perempuan. Para politikus beralasan tes ini diperlukan demi mengekang tingkat kehamilan remaja. Tahun-tahun sebelumnya, tes ini juga telah dipakai untuk menghentikan penyebaran HIV/AIDS.

India:
HRW telah berkampanye melawan rumah sakit di India yang melakukan “tes dua jari” terhadap korban perkosaan. Pada tahun 2009, ratusan perempuan berdemonstrasi menentang tes yang dikenakan pada biarawati di Kerala.

Mesir:
Pada tahun 2011, pengadilan Mesir memerintahkan tes yang dipaksakan pada tahanan perempuan di penjara militer harus dihentikan.

Pengadilan membuat keputusan itu setelah kasus ini dibawa oleh pengunjuk rasa Samira Ibrahim, yang menuduh tentara Mesir memaksa dia untuk diuji setelah ia ditangkap saat berunjukrasa di Tahrir Square. Seorang jenderal Mesir mengatakan tes dilakukan agar kelak para tahanan perempuan tidak mengklaim telah diperkosa.

Inggris:
Pengujian dilakukan sampai 1979 pada beberapa imigran perempuan dari India, Bangladesh dan Pakistan yang akan masuk negera ini. Tes digunakan untuk mengetahui kebenaran tentang pengakuan bahwa mereka telah bertunangan dengan pria yang sudah tinggal di negara ini. Klaim tesnya adalah bahwa mereka yang ditemukan perawan kemungkinan besar memang telah bertunangan. UK Border Agency telah menyatakan praktek itu "jelas salah". (@stondq)

Post Top Ad