Wartawan Mulai Tak Simpatik pada Aparat Kepolisian - MEDIA ONLINE

Hot

Saturday, March 7, 2015

Wartawan Mulai Tak Simpatik pada Aparat Kepolisian


MAKASSAR - Solidaritas Jurnalis Makassar menggelar unjuk rasa, menyikapi rencana pemeriksaan terhadap jurnalis Majalah Tempo, terkait pemberitaan rekening gendut Komjen Pol Budi Gunawan, serta penggeledahan, penyekapan, pemborgolan dan pengancaman akan ditembak terhadap jurnalis Tribun Lampung Ridwan Hardiansyah di rumahnya.

"Kami menolak segala bentuk tindak kriminalisasi dan intimidasi yang dilakukan aparat penegak hukum, terhadap rekan-rekan kami sesama jurnalis dalam menjalankan kerja jurnalistiknya," tegas Ketua Perhimpunan Jurnalis Indonesia (PJI) Sulawesi Selatan, Jumadi Mappanganro, Jumat (6/3/2015).

Dia mengatakan, aksi solidaritas yang dilakukan puluhan wartawan dari berbagai media cetak dan elektronik di bawah jembatan layang (Fly over) Makassar itu, menolak adanya upaya kriminalisasi dan intimidasi karena bertentangan dengan Undang Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.

Puluhan wartawan itu menyatakan keprihatinannya atas insiden penggeledahan di rumah Ridwan, jurnalis Tribun Lampung. Penggeledahan tersebut diwarnai pengancaman penembakan terhadap Ridwan. Insiden ini membuat korban dan keluarganya hingga kini trauma.

"Rencana pemeriksaan terhadap jurnalis Tempo dan penggeledahan serta pengancaman terhadap jurnalis Tribun Lampung tersebut, adalah bentuk lain intimidasi terhadap jurnalis dan kemerdekaan pers," tegasnya. Menurut Jumadi, hingga saat ini aparat kepolisian dianggap belum memahami sepenuhnya kerja-kerja jurnalis yang dilindungi oleh Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.

Jumadi menambahkan, intimidasi terhadap jurnalis selalu terulang berkali-kali. Peristiwa demi peristiwa, baik itu penganiayaan, pengancaman dan intimidasi masih terus berlangsung. Karenanya, dia berharap kepada semua pihak untuk bisa menghargai tugas-tugas jurnalistik dari seorang wartawan yang sedang menjalankan kerjanya yakni menyebarluaskan informasi.

Sebelumnya, aksi tidak etis ditunjukkan oleh aparat kepolisian di Lampung. Seorang wartawan Tribun Lampung, Ridwan, digerebek di kediamannya di Tanjung Karang Barat, Bandar Lampung, Rabu (4/3/2015). Ridwan dibekap, diborgol, dan diancam akan ditembak oleh polisi. Ridwan menceritakan kejadian itu dengan suara bergetar. 

"Saya trauma. Sampai sekarang ketakutan setelah diperlakukan seperti teroris. Yang saya pikirkan adalah keselamatan istri dan anak saya," katanya. Ridwan mengungkapkan, sebanyak lima pria yang mengaku polisi dengan berpakaian preman, masuk ke kediamannya. Seorang di antaranya langsung membekap. Yang lain kemudian memborgol kedua tangan, seperti dilansir Sp.Beritasatu.

Seorang anggota polisi lainnya mengancam akan menembak jika Ridwan melakukan perlawanan. "Saya bisa tembak kamu," katanya. Ridwan mengaku ketakutan dan khawatir sekali soal keselamatan dirinya setelah diperlakukan kasar seperti itu. (*)

Post Top Ad