Wartawan di Lampung Protes Teror Polisi ke Jurnalis Tribun - MEDIA ONLINE

Hot

Friday, March 6, 2015

Wartawan di Lampung Protes Teror Polisi ke Jurnalis Tribun

Seorang wartawati memberikan bunga kepada polisi saat aksi solidaritas jurnalis di Bundaran Adipura Bandar Lampung, Kamis (5/3/2015). (ist)

LAMPUNG - Terkait perlakuan teror polisi Lampung yang membekap, memborgol bahkan mengancam akan menembak jurnalis Tribun Lampung Ridwan Hardiansyah, mengundang simpati rekan-rekan seprofesinya. Karena itu, sejumlah pewarta di Lampung menggelar aksi tabur bunga dan jalan mundur di pusat kota bundaran Tugu Adipura, Bandar Lampung, Kamis (5/3/2015).

Dalam aksi yang digagas Pewarta Foto Indonesia (PFI) Lampung dan didukung Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Lampung dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Bandar Lampung tersebut, sejumlah jurnalis meletakkan kamera dan kartu pers mereka di tanah dan menaburkan bunga di atasnya. Mereka juga sempat memberikan pernyataan sikap terkait kasus yang menimpa salah satu rekan wartawan di Lampung.

"Kami sangat menyayangkan apa yang dilakukan oleh oknum polisi tersebut. Kami mengutuk keras serta menuntut Kapolda Lampung mengusut tuntas kasus ini. Kami juga meminta kepada Polda Lampung untuk memberikan jaminan keamanan kepada Ridwan dan bahkan kepada seluruh jurnalis Lampung baik dalam menjalankan pekerjaannya maupun tidak," tutur Ketua PFI Lampung Ferdiansyah selaku koordinator aksi.

Tak cukup dengan menyampaikan peryataan sikap dan tabur bunga, sejumlah jurnalis melakukan aksi jalan mundur mengelilingi bundaran Adipura. Aksi ini sebagai gambaran kemunduran Polda Lampung yang salah alamat saat melakukan penggerebekan di rumah wartawan Tribun Lampung, Ridwan Hardiansyah, seperti dilansir Kompas.

Diberitakan sebelumnya, jurnalis Tribun Lampung, Ridwan Hardiansyah menjadi korban salah tangkap oknum polisi dan dituduh terlibat dalam kasus peredaran narkoba. Ridwan digerebek saat berada di kediamannya di Tanjung Karang Barat, Bandar Lampung, Rabu (4/3/2015) siang. Ia mengaku sempat mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari lima orang polisi berpakaian preman yang menyatroni rumahnya.

"Saya sempat dibekap, diborgol dan diancam akan ditembak. Jujur sampai sekarang saya trauma, sampai sekarang saya takut pulang ke rumah. Sekarang yang terpenting keselamatan istri dan anak saya," ujar Ridwan. 

Menanggapi peristiwa tersebut, Polda Lampung diwakili jajaran Direktorat Narkoba Polda Lampung sudah bersilaturahmi ke Kantor Tribun Lampung dan Sekretariat AJI Bandar Lampung untuk meminta maaf. (*)


Post Top Ad