BANDAR LAMPUNG -
Seorang pelajar kelas lima Sekoah Dasar (SD) berinisial AP (12) yang
juga santri salah satu pondok pesantren (Ponpes) di Batu Putu, Bandar
Lampung, diduga menjadi korban pelecehan seksual oleh kakak tingkatnya,
Yudi (18). Pencabulan ini berlangsung sejak April 2014.
Orangtua korban, AW, sudah melaporkan peristiwa yang menimpa putrinya tersebut ke pihak berwajib. Dia berharap pihak kepolisian bisa secepatnya menangani kasus ini.
Orangtua korban, AW, sudah melaporkan peristiwa yang menimpa putrinya tersebut ke pihak berwajib. Dia berharap pihak kepolisian bisa secepatnya menangani kasus ini.
"Sudah saya laporkan ke Polresta Bandar Lampung," kata AW, seusai
proses visum terhadap AP di Rumah Sakit Umum Abdul Moeloek (RSUAM),
Jumat (2/1/2014).
Ia mengatakan, berdasarkan cerita putri sulungnya, pelaku menggunakan
modus memacari korban terlebih dahulu. "Sering diajak main ke luar
pondok (pesantren). Dia (pelaku) melakukan saat ada kesempatan," kata
AW.
Menurut dia, putrinya sudah tiga kali dicabuli oleh pelaku sejak April 2014. Pelaku selalu mengancam AP agar tidak menceritakan kelakuan bejatnya kepada siapa pun.
Menurut dia, putrinya sudah tiga kali dicabuli oleh pelaku sejak April 2014. Pelaku selalu mengancam AP agar tidak menceritakan kelakuan bejatnya kepada siapa pun.
"Pernah di kamar mandi, pernah juga di kelas waktu sepi. Yang saya heran
kenapa para pengurus pondok (pesantren) sampai tidak mengetahui " tutur
bapak dua anak ini.
"Itu kan anak di bawah umur. Belum
tahu mana yang baik dan mana yang buruk. Bayangkan saja kelas lima,"
lanjutnya, seperti dilansir tribunlampung.co.id.
Seorang perawat di RSUAM membenarkan adanya proses visum terhadap AP. "Masuk sekitar jam setengah dua (siang). Untuk hasilnya akan kami serahkan kepada pihak berwajib," ujar perawat yang enggan disebutkan namanya tersebut.
Seorang perawat di RSUAM membenarkan adanya proses visum terhadap AP. "Masuk sekitar jam setengah dua (siang). Untuk hasilnya akan kami serahkan kepada pihak berwajib," ujar perawat yang enggan disebutkan namanya tersebut.
Orangtua
kandung korban, Astra Winata mengatakan berdasarkan cerita putri
sulungnya modus yang dilakukan oleh pelaku adalah dengan memacari korban
terlebih dahulu. (*)