Mahasiswa Lampung Ciptakan Alat Pemesan Makanan Digital - MEDIA ONLINE

Hot

Friday, December 19, 2014

Mahasiswa Lampung Ciptakan Alat Pemesan Makanan Digital

Dini Esfandiari dan Shofi Delaila Herdi, siswa SMA Semesta Semarang, yang menciptakan alat pesan makanan digital sederhana bernama Mini Multi Commander (MMC). (Foto: detikcom, Sabtu (7/7/2012).

LAMPUNG - Seorang mahasiswa di Provinsi Lampung berhasil menciptakan alat pemesan menu makanan digital dengan biaya pembuatan yang murah.

Deni Permana, mahasiswa Institut Informatika dan Bisnis (IBI) Darmajaya Lampung merupakan pencipta alat tersebut. Menurut Deni, karya ini terinspirasi dari maraknya pemanfaatan teknologi informasi (IT) untuk kuliner.

Mahasiswa Jurusan Sistem Komputer ini mencoba mengefisiensikan pemesanan makanan di restoran dengan teknologi informasi. Dengan perangkat ini konsumen tak perlu repot-repot lagi meninggalkan meja makan hanya untuk memesan menu yang diinginkan.

"Begitu juga dengan pemilik restoran, tak perlu mendatangi konsumen hanya untuk mencatat menu yang akan dipesan. Tinggal pencet tombol daftar menu yang tertera, maka secara otomatis langsung terhubung pada kasir," kata Deni, seperti dilansir bisnis.com, Jumat (19/12/2014).

Mahasiswa semester akhir ini menambahkan, alat yang diciptakan terdiri dari dua perangkat yang masing-masing diletakkan di meja makan dan user/kasir.

Pada perangkat tersebut, pengunjung dapat melihat daftar menu makanan dan minuman yang tersedia di restoran lengkap dengan harganya.

Daftar menu disusun berdasarkan penomoran sehingga pengunjung yang ingin memesan cukup menekan nomor-nomor menu yang dipilih. Menu yang dipesan pengunjung secara otomatis akan tampil di layar komputer yang diletakkan di kasir. Meja berapa, jenis menu yang dipesan dan total biaya yang harus dikeluarkan, semua tertera pada monitor tersebut.

"Untuk menghubungkan perangkat satu yaitu meja makan dengan lainnya, kasir, saya menggunakan koneksi gelombang RF atau Radio Frequency," ujar Deni.

Selain lebih mudah, mahasiswa penyuka sepak bola ini mengaku lebih memilih gelombang radio dibandingkan dengan wifi karena harganya yang lebih murah dengan kinerja yang tak kalah baik.

Menurutnya, sejauh ini sudah banyak perangkat IT yang dimanfaatkan untuk memudahkan pemesanan makanan dan minuman di restoran.

Baru-baru ini yang sedang marak adalah pemanfaatan tablet yang dapat menampilkan menu yang tersedia sehingga pengunjung tinggal meng-klik jenis menu yang dinginkan. Hanya saja, kata dia, untuk menggunakan perangkat tersebut biayanya relatif mahal.

"Perangkat yang digunakan adalah gadget, instalasi wifi dan komputer. Karenanya, saya mencoba menciptakan alat yang manfaatnya sama tetapi harganya lebih terjangkau. Alat ini tidak membutuhkan instalasi wifi, hanya menggunakan gelombang radio dengan jarak koneksi hingga 30 meter," kata anak bungsu dari lima bersaudara ini.

Selama tiga bulan, Deni fokus menciptakan alat ini dan diakuinya tidaklah mudah. Penyusunan program aplikasi dengan menggunakan visual basic menjadi bagian tersulit yang dilalui Deni untuk menyelesaikan alat tersebut.

Dengan Semakin berkembangnya bisnis kuliner, dia berharap karyanya dapat dimanfaatkan secara nyata. Hal itu selain karena lebih efisien, mengaplikasikan karyanya ini tidak membutuhkan banyak biaya. (*) 

Post Top Ad