LAMPUNG - Sebuah
inovasi dilakukan oleh dua dosen Sistem Komputer Institut informatika
dan Bisnis (IBI) Darmajaya, Lampung, atas nama Yuni Arkhiansyah dan Dodi Yudo
Setyawan dengan mengembangkan Closed Circuit Television (CCTV)
yang dapat mengenali wajah.
Menurut Yuni yang didampingi Dodi Yudo, CCTV ini tak hanya sekadar
merekam gambar tapi juga mampu mengenali wajah dan identitas objek yang
direkamnya.
Ia menjelaskan, CCTV ini berbasis mikrokontroler dan real time 3D face recognition,
sehingga secara otomatis dapat mengenali wajah yang tertangkap kamera.
CCTV ini dirancang dengan aplikasi teknik pengenalan wajah tiga dimensi
secara real time, sehingga mampu meningkatkan keamanan pada pengguna CCTV.
Pada CCTV ini, lanjutnya, dengan sistem biometric dan metode face recognition mengidentifikasi ciri-ciri fisik atau anggota badan manusia, seperti sidik jari, retina mata, suara, rantai DNA, dan wajah.
Yuni dan Dodi terinspirasi mengembangkan CCTV cerdas ini, mengingat
tingkat keamanan CCTV yang ada saat ini masih belum maksimal.
"CCTV yang sekarang ini hanya mampu merekam kejadian, belum
dilengkapi dengan kemampuan mengenali, mengelompokkan siapa yang
dikenali, memberikan peringatan tertentu," Dodi, seperti dilansir beritasatu.com, Rabu (19/3/2014).
Menurut
dia, melalui CCTV cerdas ini kelemahan yang ada dapat ditutupi. Alat
ini, ujarnya, dapat bergerak untuk mendeteksi secara tepat wajah
yang ditangkap kamera, sehingga membentuk gambar tiga dimensi yang
dapat mengenali pelaku tindak terorisme, pencurian dan perampokan.
Berbeda dengan CCTV biasa, CCTV cerdas ini secara otomatis
menginformasikan bahwa seseorang tersebut dikenali atau tidak dikenali,
menyimpan dan mengelompokkan citra wajah.
"Nama-nama yang sudah terdaftar dalam server, ketika mereka tertangkap kamera, maka secara otomatis akan keluar data mereka.," ujar Dodi.
Ia mengharapkan CCTV ini dapat meningkatkan keamanan lingkungan, serta membantu berbagai pihak
dalam proses pencarian seseorang.
dalam proses pencarian seseorang.
"CCTV cerdas ini juga diharapkan dapat membantu proses pencarian
seseorang pelaku tindak terorisme atau kejahatan lainnya," ujar Yuni
yang juga menjabat Kepala Jurusan TK/SK.
Wakil Rektor Bidang Akademik dan Riset IBI Darmajaya, Envermy Vem,
mengatakan penelitian merupakan salah satu tanggung jawab dosen dalam
melaksanakan Tridarma Perguruan Tinggi. Karena itu, menurut dia, dosen
dituntut untuk kreatif dan aktif dalam melakukan penelitian.
"Kami senantiasa mendorong dosen untuk aktif melakukan penelitian,
selain menjalankan Tridarma Perguruan Tinggi, penelitian juga berperan
penting dalam peningkatan mutu akademik serta sebagai bentuk kontribusi
dosen dalam menghasilkan karya atau teknologi baru yang dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat," pungkasnya. (*)