Tito Karnavian dan Badrodin Haiti (tempo) |
MEDIA ONLINE - Tito Karnavian resmi dilantik sebagai Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri), dan pangkatnya dinaikkan menjadi Jenderal, Rabu (13/7/2016). Tito tercatat sebagai Kapolri termuda dalam Korps Bhayangkara.
"Mengangkat Tito Karnavian sebagai Kepala Kepolisian Republik Indonesia. Keputusan Presiden ini mulai berlaku saat ini sebagaimana dimaksud pada Keputusan Presiden yang ditetapkan di Jakarta, 1 Juli 2016," ujar inspektur upacara Marsekal Muda Hadi Cahyanto, yang membacakan Keputusan Presiden di Istana Kepresidenan.
Tito mengenakan pakaian dinas lengkap. Ia tersenyum berkali-kali saat pelantikan akan berlangsung. Ketika Presiden Joko Widodo masuk ruangan, Tito langsung mengambil sikap sempurna. Dia mengucapkan sumpah mengikuti Presiden.
"Demi Allah saya bersumpah bahwa saya tidak akan memberi atau menyanggupi memberi sesuatu kepada siapa pun juga, setia dan taat pada Republik Indonesia. Memegang rahasia berdasarkan sifat dan perintah, tidak akan menerima hadiah yang bersangkutan dengan jabatan atau pekerjaan saya, dan senantiasa mementingkan kepentingan negara," ucap Tito, seperti dilansir Tempo.
Tito, yang belum lama memimpin BNPT, semula direkomendasikan dalam Dewan Jabatan dan Kepangkatan Tinggi Mabes Polri sebagai salah satu calon. Namun dia menolak karena alasan senioritas serta masih ingin berfokus pada tugasnya di BNPT.
Namun nama Tito tetap direkomendasikan dengan berbagai alasan, salah satunya prestasi. Tito melompati empat angkatan seniornya.
"Kemampuan
komunikasi dan manajemennya bagus. Semua polisi mengakuinya," ujar
Kepala Polri sebelumnya, Jenderal Badrodin Haiti, pada Juni lalu.
Di pengujung pelantikan, Presiden Jokowi mengingatkan bahwa tugas Tito akan makin berat, dari reformasi Polri hingga menjaga kekompakan Korps Bhayangkara.
Di pengujung pelantikan, Presiden Jokowi mengingatkan bahwa tugas Tito akan makin berat, dari reformasi Polri hingga menjaga kekompakan Korps Bhayangkara.
"Semoga Tuhan selalu menyertai," ujar Presiden. (*)