MEDIA ONLINE - Facebook menjelaskan kebijakan sensor untuk konten pada fitur Live Video miliknya. Pada kebijakan ini, Facebook menyebut, hanya akan menghapus konten yang mengandung kekerasan, tidak hanya dalam bentuk grafis yang mengganggu, juga secara verbal ataupun bentuk lainnya.
Facebook juga bersikeras bahwa video terkait kematian Philando Castile secara temporer tidak tersedia akibat gangguan teknis yang merupakan kesalahannya.
Hal tersebut bertolak belakang dengan teori yang menyebut video menghilang akibat Facebook memperdebatkan terkait keputusan untuk mempertahankannya atau menghapusnya.
Namun, laporan yang menyebut video tersebut mengandung konten kekerasan dalam jumlah tinggi, menyebabkan polisi menghapus video melalui ponsel dan akun Facebook milik kekasih Castile.
Teori lain menyebut, laporan ini mendorong pihak kepolisian meminta Facebook menghapus video tersebut. Namun, Facebook menolak untuk menjelaskan lebih detil penyebab gangguan teknis, seperti peningkatan trafik.
Facebook menjelaskan kebijakan, di antaranya outline Facebook Community Standards merincikan konten yang diizinkan dan tidak pada jejaring sosialnya, dari pronografi, kekerasan hingga pembicaraan mengandung kebencian. Hal ini juga diterapkan untuk Live Video yang merekam foto dan video.
Selain itu, kebijakan terkait konten grafis, Facebook tidak mengizinkan grafis tersebut dan akan menarik konten mengandung kekerasan dari peredaran, termasuk konten yang mengejek korban.
Namun,
konten mengandung kekerasan adalah grafis atau gambar mengganggu tidak
termasuk pelanggaran jika diunggah untuk menarik perhatian terhadap
kekerasan tersebut atau menyatakan ketidaksetujuan pengguna terhadap
kekerasan tersebut.
Secara keseluruhan, kebijakan yang dihadirkan Facebook ini tampak tidak terlalu ketat. Peraturan sensor Facebook lebih terfokus pada dukungan terhadap kekerasan, seperti video yang diunggah untuk mempromosikan atau merayakan terorisme.
Facebook diharapkan dapat menjadi saluran komunikasi, tanpa perlu menghadirkan konten yang menonjolkan tindakan tidak pantas kepada dunia, demikian dilansir dari Metrotvnews pada Rabu (13/7/2016). (*)
Secara keseluruhan, kebijakan yang dihadirkan Facebook ini tampak tidak terlalu ketat. Peraturan sensor Facebook lebih terfokus pada dukungan terhadap kekerasan, seperti video yang diunggah untuk mempromosikan atau merayakan terorisme.
Facebook diharapkan dapat menjadi saluran komunikasi, tanpa perlu menghadirkan konten yang menonjolkan tindakan tidak pantas kepada dunia, demikian dilansir dari Metrotvnews pada Rabu (13/7/2016). (*)