Menag Lukman: Publik Marah Aparat Kemenag Langgar Nilai Agama - MEDIA ONLINE

Hot

Sunday, May 10, 2015

Menag Lukman: Publik Marah Aparat Kemenag Langgar Nilai Agama


LAMPUNG - Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Syaifuddin mengingatkan aparaturnya untuk dapat menjadi contoh yang baik, sebagai aparatur negara maupun sebagai anggota masyarakat. Menurutnya, kata 'agama' dalam Kementerian Agama menjadikan masyarakat mempersepsikan aparaturnya sebagai orang yang memahami agama, karena setiap harinya mengurusi soal agama. Karena itu, aparatur Kemenag harus dapat menjadi contoh bagi lingkungannya.

Pesan ini disampaikan Menag saat  memberikan pengarahan pada kegiatan Pembinaan Pejabat di lingkungan Kanwil Kemenag Provinsi Lampung, bertempat di Aula MAN 1 Bandar Lampung, Sabtu (9/5/2015). 

Di hadapan keluarga besar Kanwil Kemenag Lampung, Menag Lukman mengingatkan bahwa publik akan marah bila aparatur Kemenag yang dipersepsikan mengerti atau paham agama, melakukan kesalahan dan melanggar nilai-nilai agama.

“Katakanlah sebagai contoh, bila sama-sama yang dicuri ayam, namun yang satu seorang preman dan yang satu orang yang dipersepsikan paham agama, maka kemarahan masyarakat pasti lebih kepada orang yang paham agama tesebut. Itu tidak akan pernah hilang dibenak masyarakat dan itu realitasnya,” ucap Menag Lukman seperti dikutip dari situs resmi Kementerian Agama dan dilansir Harianterbit, Minggu (10/5/2015).

Menag mengajak aparaturnya untuk mengemban misi suci ini dengan amanah. Salah satunya dengan mengimplementasikan nilai budaya kerja untuk menjadikan Kementerian Agama yang bersih, profesional, berprestasi dan pada gilirannya menjadi rol model. 

“Mari kita wujudkan cita-cita ini bersama-sama dan pasti kita bisa,” tegas Lukman.

Selain itu, Menag juga mengingatkan pentingnya pemahaman aparatur terhadap persoalan keragaman Indonesia. Menurutnya, lahirnya keragaman di tengah-tengah kehidupan masyarakat merupakan sunnatullah yang mesti dijaga bersama, sehingga tidak perlu beprentensi atau terobsesi untuk menyeragamkannya.

"Tuhan menciptakan keragaman karena manusia adalah makhluk yang terbatas. Dengan keterbatasan itu, diciptakan keragaman, agar bisa saling melengkapi atau saling menyempurnakan antara satu dengan yang lainnya," jelas Lukman.

Ditambahkan Menag bahwa corak ke-Indonesiaan adalah keragaman. Dari situ, masyarakat dapat hidup rukun bersama lainya, meski dengan latar belakang suku agama dan ras yang berbeda. 

“Kita bisa saling menghargai dan melengkapi, dan terpenting lagi niai-nilai agama adalah sesuatu yang justru menyatukan kita sebagai sebuah bangsa,” ujar Menag. (*)

Post Top Ad