LAMPUNG ONLINE - Sampel beras di Bekasi terbukti tercampur beras plastik. Efek yang ditimbulkan sungguh mengerikan. Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi pun mengaku terkejut mendapat informasi dari hasil uji laboratorium PT Sucofindo.
"Informasi yang saya dapat dari PT Sucofindo, bahaya beras plastik apabila terus dikonsumsi, khusus untuk laki-laki nanti akan menjadi setengah perempuan," ujarnya, di Bekasi, Kamis (21/5/2015).
Jika beras ini terus menyebar ke masyarakat maka, dirinya pun takut generasi penerus bangsa akan menjadi korbannya.
"Makanya, hargailah para petani, karena mereka dengan sabar dan menjaga beras tetap alami, itu mereka melakukan prosesnya manual untuk menghindari zat-zat kimia yang masuk," ujarnya.
Sementara itu, untuk perkara hukum, pihaknya menyerahkan sepenuhnya proses pidananya kepada pihak Kepolisian Polresta Bekasi Kota, seperti dilansir Okezone.
DPR Panggil Mendag
Sementara itu, Komisi VI DPR RI berencana akan memanggil Menteri Perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel, terkait hasil uji laboratorium yang menunjukkan sampel beras di Bekasi positif tercampur beras plastik.
Pemanggilan tersebut guna meminta penjelasan dari Kementerian Pergadangan sebagai regulator yang berwenang mengatur peredaran produk-produk di Indonesia.
"Sebagai Komisi VI yang juga mengurusi perdagangan, kami ingin panggil Mendag. Kami mau tahu ini bagaimana kita bisa kecolongan masuk beras plastik? Apakah ini dari impor, atau ada yang produksi di sini?" ujar Anggota Komisi VI Mohamad Hekal saat dihubungi, Kamis.
Hekal mengatakan, kemungkinan Komisi VI baru akan memanggil Rachmat minggu depan. Pasalnya dalam peraturan DPR RI, untuk jadwal rapat kerja dengan instansi lain hanya pada Senin hingga Kamis.
"Sekarang kan sudah Kamis, jadi minggu depan. Tapi kami sudah usulkan secepatnya sama Ketua Komisi VI. Mudah-mudahan bisa di hari Senin," tukasnya.
Nantinya, lanjut Hekal, Komisi VI akan mengkaji jawaban dari Kementerian Perdagangan untuk ditindaklanjuti.
Beras plastik telah membuat warga menjadi waswas. Beras plastik dari China awalnya ramai di sosial media, lalu menjalar ke sejumlah negara. Awalnya, beredar sebuah video di Youtube yang menayangkan pembuatan beras palsu terbuat dari plastik. (*)
