ilustrasi |
CALIFORNIA – Bedah transplantasi umum dilakukan pada bagian organ macam ginjal, kornea mata, dan sumsum tulang belakang. Namun, para ilmuwan saat ini menemukan sebuah cara yang memungkinkan melakukan donor kepala untuk sesama manusia.
Dilansir laman Cnet dan Okezone, Sabtu (28/2/2015), seorang ahli bedah Sergio Canavero, Direktur Turin Advanced Neuromodulation Group di Italia mengungkapkan dirinya memiliki konsep untuk mengembangkan teknik baru transplantasi kepala. Sebelumnya, upaya transplatasi tersebut telah di uji cobakan terlebih dahulu pada seekor anjing dan monyet pada tahun 1950 dan 1970.
Namun sayangnya, hewan tersebut tidak bertahan lama hidup, monyet Dr White hanya mampu hidup sembilan hari dan meninggal setelah transplantasi immunorejection tersebut. Meski gagal di masa lalu, Sergio Canavero yakin, saat ini dirinya telah mengembangkan teknik untuk menghindari kegagalan lagi.
"Saya pikir, kita sekarang pada titik ketika aspek teknis semua layak, dan itulah sebabnya mengapa saya pertama kali berbicara tentang ide ini dua tahun yang lalu," ujarnya
Proses tranplantasi itu sendiri dilakukan dengan cara kedua kepala transplantasi dan badan donor akan didinginkan untuk memperlambat kematian sel. Lalu, leher keduanya akan dipotong dan pembuluh darah utama akan terkait dengan tabung. Akhirnya, tali tulang belakang kepala akan terputus, dan akan bersih dari luka.
Jika prosedur berhasil, Dr Canavero mengatakan, maka pasien mungkin akan dapat berjalan lagi dalam waktu satu tahun dengan fisioterapi untuk membantu. Namun, teknik ini belum diuji, Canavero bermaksud untuk melakukan percobaan pada donor organ otak mati.
"Jika masyarakat di seluruh dunia tidak mau, saya tidak akan melakukannya. Tetapi jika orang tidak menginginkannya di AS atau Eropa, bukan berarti negara-negara lain juga sependapat untuk menolaknya. Saya akan melakukan hal tersebut dengan jalan yang benar agar orang-orang yakin dengan hal ini,” pungkasnya. (*)