Provinsi Lampung Pasok 60 Persen Pangan DKI Jakarta - MEDIA ONLINE

Hot

Monday, February 2, 2015

Provinsi Lampung Pasok 60 Persen Pangan DKI Jakarta

Suasana pasar di Jakarta (ist)

JAKARTA – Pemerintah mesti konsisten untuk segera merealisasikan pembangunan infrastruktur, terutama proyek rel kereta api, tol Trans Sumatera serta pelabuhan dan bandar udara (bandara) di Provinsi Lampung. Bagi rakyat Lampung, peningkatan kualitas sarana transportasi sangat penting guna mobilitas produk perkebunan dan pertanian.

Selain itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta sebaiknya juga ikut berinvestasi di bidang infrastruktur, agar transportasi pangan jauh lebih cepat dan murah. Pasalnya, sekitar 60 persen kebutuhan pangan Ibu Kota dipasok dari Lampung. 

Hal itu dikemukakan Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Lampung, Arinal Djunaidi, ketika dihubungi, Minggu (1/2/2015). Menurut dia, selama ini sekitar 60 persen kebutuhan pangan seperti beras, sapi, sayur-mayur dan buah-buahan penduduk Jabodetabek dari Lampung.

“Lampung itu pintu gerbang. Kalau Lampung berkembang maka bukan saja Sumatera yang terkena imbasnya tapi juga Jawa, terutama Jakarta,” jelas Arinal. Ia menambahkan, Lampung mengutamakan pertumbuhan lapangan kerja dan industri padat karya serta bernilai tinggi guna mengangkat taraf hidup rakyatnya.

Lampung yang kini menjadi provinsi ke-8 termiskin nasional, tidak boleh dibiarkan miskin. Selain itu, lanjut Arinal, pengembangan sarana transportasi juga bisa meningkatkan peran Lampung sebagai pemasok kebutuhan pangan bagi Jabodetabek. Peningkatan ekonomi Lampung juga juga bisa memberikan kontribusi bagi pertumbuhan produk domestik bruto (PDB), yakni sekitar 1-2 persen.

Arinal membenarkan jika selama ini Pemprov Lampung hanya menunggu dari pusat tentang kebijakan pembangunan infrastrukur transportasi. 

“Tapi yang jelas, tanpa jalan darat yang layak petani Lampung susah membawa produknya ke Jakarta. Makanya jangan heran jika suatu waktu terjadi gejolak harga pangan. Ini karena pasokan tidak stabil,” tukas dia.

Infrastruktur Buruk

Dihubungi terpisah, pengamat ekonomi dan politik dari Universitas Tirtasaya Serang, Banten, Dahnil Anzar, menilai kondisi Lampung sangat ironis, karena meski berjarak tidak jauh dari Ibu Kota Indonesia, Lampung justru termasuk provinsi termiskin. Demikian juga dengan jumlah penduduk, tidak jauh dengan Jakarta, tapi anggarannya jauh lebih kecil.

“Lampung tidak tergarap dengan maksimal, karena infrastruktur pendukung masih buruk. Masalah utama Lampung adalah infrastruktur,” kata Dahnil.

Menurut dia, Lampung bisa menjadi lumbung pangan bagi Jakarta dan Jawa. Jakarta dan sekitarnya sudah sangat padat, sehingga penggemukan sapi untuk kebutuhan DKI bisa dilakukan di Lampung. Kalau infrastruktur diperbaiki dan jalanan dikelola dengan baik, bahan pangan bisa sampai di Jakarta lebih segar.

Dahnil berpendapat kondisi infrastruktur transportasi di Lampung yang kurang memadai, seperti jalan raya dan pelabuhan, menyebabkan biaya logistik mahal. Padahal, Lampung punya keunggulan komoditas pertanian berlimpah. Dia yakin jika jalan Trans Sumatera dan rel kereta api dibangun akan memberi dampak pada geliat ekonomi di Lampung.

Harga hasil alam Lampung akan jauh lebih murah bila transportasi bagus dan lancar, sehingga arus logistik bisa dilakukan pagi, siang, hingga malam. 

“Jadi janji Jokowi saat mengunjungi Lampung untuk mempercepat pembangunan infrastruktur vital di Lampung harus dikonkretkan secepatnya. Jalan Trans Sumatera dan rel Sumatera sepenuhnya tergantung kepada keputusan pemerintah pusat, dalam hal ini kementerian pekerjaan umum, dan perhubungan,” ujar Dahnil, seperti dilansir Koran-jakarta.

Pemprov Lampung sudah menyiapkan semua pembebasan lahan, dan perencanaan infrastruktur itu tetapi pada akhirnya harus menunggu pusat karena rencana utama ada di pusat. Wilayah yang dilalui harus yang memberikan kontribusi besar bagi Lampung.

Jangan malahan daerah yang selama ini tidak produktif, banyak jalan antara yang harus dibangun. Pemerintah juga harus cepat membangun lebih banyak dermaga, sehingga tidak terjadi bottle neck pada musim padat. Lahan untuk dermaga ini sudah disiapkan Pemprov Lampung.

Namun, realisasinya selalu bergantung dari kebijakan pemerintah pusat. “Lampung itu letaknya sangat strategis, dan bisa menjadi daerah pusat pertumbuhan ekonomi di Sumatera, karena akses pasar besar yakni Jawa yang relatif lebih dekat dengan Lampung,” jelas dia. (*)

Post Top Ad