YOGYAKARTA - Pihak Bea dan Cukai Bandara Internasional Adisutjipto menggagalkan penyelundupan 4 kilogram sabu-sabu, yang dibawa dua penumpang perempuan pada Minggu (28/12/2014). Dua perempuan itu berinisial TH dan J, warga Indonesia asal Lampung.
Keduanya menumpang pesawat Silk Air nomor penerbangan MI152 dari Singapura tujuan Yogyakarta.
"Mereka mendarat pukul 16.30," kata Kepala Kantor Wilayah Bea dan Cuka Jateng-DIY Nugroho Wahyu Widodo, saat Jumpa pers di Yogyakarta, Senin (29/12/2014).
Menurut Nugroho, setiba di Bandara Adisutjipto, petugas melihat ada yang mencurigakan dari kedua wanita itu. Setelah petugas memeriksa dengan Sinar X, petugas mencurigai adanya bungkusan yang disembunyikan di dalam tas bagasi mereka.
"Setelah diperiksa diduga kuat narkoba sabu-sabu," katanya. Setelah diperiksa lebih teliti, dua koper yang dibawa ternyata berisi 11 tas kecil. Tas-tas kecil ini berisi 10 bungkusan sabu-sabu kristal.
"Jumlah total barang itu 4.010 gram," ujarnya.
Guna memastikan barang itu sabu-sabu, Bea Cukai mengirimkan contoh barang ke Balai Pengujian dan Identifikasi Barang di Jakarta. Hasil uji lab diketahui barang itu masuk dalam daftar narkotika golongan I.
"Barang ini jika dijual di pasar internasional Rp8 miliar lebih," kata Nugroho.
Direktur Direktorat Narkoba Polda DIY Kombes Pol Andi Fairan mengatakan, dari hasil keterangan pelaku keduanya mengaku meninggalkan Indonesia pada 16 Desember langsung menuju Ghuangzhou.
"Pemeriksaan sementara kedua wanita ini kemungkinan adalah kurir narkoba jaringan internasional. Salah satu tersangka merupakan pacar warga negara asing yang tinggal di Jakarta," kata Andi.
Awalnya pacar TH yang berinisial DN, meminta TH untuk ke China bersama kawannya J. Semua biaya perjalanan dan hidup keduanya di China dibiaya oleh D. "Nah saat di China, keduanya ditemui oleh seseorang bernama Mr. JC dan diminta membawa dua koper yang katanya berisi contoh barang dagangan," kata dia, seperti dilansir viva.co.id.
Pada 28 Desember, kedua wanita tersebut menggunakan Silk Air dari Ghuangzhou-Singapura dan tujuan akhir Yogyakarta. (*)
"Mereka mendarat pukul 16.30," kata Kepala Kantor Wilayah Bea dan Cuka Jateng-DIY Nugroho Wahyu Widodo, saat Jumpa pers di Yogyakarta, Senin (29/12/2014).
Menurut Nugroho, setiba di Bandara Adisutjipto, petugas melihat ada yang mencurigakan dari kedua wanita itu. Setelah petugas memeriksa dengan Sinar X, petugas mencurigai adanya bungkusan yang disembunyikan di dalam tas bagasi mereka.
"Setelah diperiksa diduga kuat narkoba sabu-sabu," katanya. Setelah diperiksa lebih teliti, dua koper yang dibawa ternyata berisi 11 tas kecil. Tas-tas kecil ini berisi 10 bungkusan sabu-sabu kristal.
"Jumlah total barang itu 4.010 gram," ujarnya.
Guna memastikan barang itu sabu-sabu, Bea Cukai mengirimkan contoh barang ke Balai Pengujian dan Identifikasi Barang di Jakarta. Hasil uji lab diketahui barang itu masuk dalam daftar narkotika golongan I.
"Barang ini jika dijual di pasar internasional Rp8 miliar lebih," kata Nugroho.
Direktur Direktorat Narkoba Polda DIY Kombes Pol Andi Fairan mengatakan, dari hasil keterangan pelaku keduanya mengaku meninggalkan Indonesia pada 16 Desember langsung menuju Ghuangzhou.
"Pemeriksaan sementara kedua wanita ini kemungkinan adalah kurir narkoba jaringan internasional. Salah satu tersangka merupakan pacar warga negara asing yang tinggal di Jakarta," kata Andi.
Awalnya pacar TH yang berinisial DN, meminta TH untuk ke China bersama kawannya J. Semua biaya perjalanan dan hidup keduanya di China dibiaya oleh D. "Nah saat di China, keduanya ditemui oleh seseorang bernama Mr. JC dan diminta membawa dua koper yang katanya berisi contoh barang dagangan," kata dia, seperti dilansir viva.co.id.
Pada 28 Desember, kedua wanita tersebut menggunakan Silk Air dari Ghuangzhou-Singapura dan tujuan akhir Yogyakarta. (*)
