Candi Pandawa Lima di Dataran Tinggi Dieng. |
BANJARNEGARA -
Sebuah artefak yang diduga bangunan candi ditemukan di punggung Bukit
Pangonan, Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah,
yang berada pada ketinggian 2.500 meter di atas permukaan laut (mdpl).
"Bangunan
diduga candi tersebut ditemukan oleh staf kami, Pak Saroji bersama
rekan dari Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) Dieng Pandawa, Desa Dieng
Kulon, Kecamatan Batur, secara tidak sengaja saat mencari lokasi untuk
melihat `sunset` (matahari terbenam, red.) di Bukit Pangonan pada Minggu
(22/9) sore," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Pariwisata Dieng,
Ibnu Hasan saat dihubungi, di Banjarnegara, Rabu (25/9/2013).
Menurut
dia, artefak yang diduga candi itu ditemukan Saroji di tengah rimbunnya
pohon dan rerumputan Bukit Pangonan. Oleh karena itu, kata dia,
pihaknya segera melakukan pengecekan ke lokasi setelah mendapat laporan
dari Saroji.
"Perjalanan
menuju lokasi yang berada di sebelah barat kompleks Candi Arjuna itu
harus dilakukan dengan jalan kaki selama satu jam. Kondisi jalan tidak
memungkinkan untuk dilalui kendaraan bermotor," kata dia menjelaskan.
Ia
mengatakan bahwa artefak yang menyerupai bangunan candi tersebut
memiliki ukuran lebih kecil dibanding candi-candi yang telah ditemukan
di Dataran Tinggi Dieng. Menurut dia, pihaknya selanjutnya melaporkan
temuan tersebut ke Balai Budaya Cagar Budaya (BBCB) Jawa Tengah.
"Kemarin,
arkeolog dari BBCB Jateng, Winda Artista Harimurti, telah datang ke
lokasi untuk melakukan survei. Berdasarkan hasil pengecekan sementara,
arkeolog tersebut menduga bangunan yang menyerupai candi-candi Dieng itu
telah mengalami perubahan letak akibat campur tangan manusia," katanya.
Menurut
dia, dugaan adanya campur tangan manusia terlihat dari struktur
bangunan candi yang tidak simetris dan ada bagian dinding yang terbalik
dalam pemasangannya.
Selain
itu, letak bangunan candi berada di pinggiran bukit, sehingga berbeda
dari umumnya candi yang berada di tengah atau puncak bukit.
Kendati
demikian, Ibnu mengatakan bahwa arkeolog dari BBCB Jateng belum bisa
memastikan candi tersebut apakah merupakan bangunan lepas atau menjadi
bagian dari sebuah situs maupun dibuat pada masa kerajaan apa, sehingga
masih harus dilakukan observasi lebih lanjut.
"Di
sekitar lokasi juga banyak ditemukan batu-batuan candi yang berserakan.
Rencananya arkeolog dari BBCB Jateng akan kembali meneliti candi itu,"
katanya.