Misteri Gorilla berpunggung perak di mars |
CALIFORNIA -
Ilmuwan telah mempelajari bagaimana mikroba bisa bertahan dalam kondisi
suhu rendah. Ilmuwan juga mempelajari bagaimana mikroba merespon stres
dan kondisi kerusakan.
Dilansir Tgdaily,
Senin (14/10/2013), penelitian baru yang didanai NASA memungkinkan
ilmuwan untuk mempelajari mikroba dalam es. Peneliti di Department of
Biological Sciences LSU mencari tahu bagaimana mikroorganisme bisa
bertahan hidup di permafrost atau lapisan es abadi.
Bahkan,
dengan penelitian ini bisa mengarah pada kemungkinan mikroba yang
bersembunyi dalam es di Mars. Brent Christner, profesor ilmu biologi dan
timnya baru-baru ini mengungkap tentang perbaikan DNA pada mikroba yang
terjebak dalam es.
Penelitian
ini dipublikasikan dalam jurnal Applied and Environmental Microbiology.
Peneliti berfokus pada analisis DNA, molekul keturunan yang mengkode
instruksi genetik yang digunakan dalam pengembangan dan fungsi dari
semua organisme.
"Mikroba
terdiri dari makromolekul yang jika beku, terkena pembusukan. Kita tahu
dari berbagai reaksi spontan yang mengakibatkan kerusakan DNA," tutur
peneliti.
Jenis
terburuk kerusakan dikenal sebagai 'double-stranded break', di mana DNA
mikroba dibelah menjadi dua bagian terpisah. Untuk membuat kromosom
berfungsi, maka dua bagian terpisah itu harus dimasukkan kembali secara
bersama-sama.
Christner mengatakan, kerusakan semacam ini dapat dihindari jika sel-sel tetap beku dalam lapisan es selama ribuan tahun.
"Bayangkan bila mikroba dalam es untuk waktu yang lama dan DNA ini secara progresif terpotong-potong. Nantinya akan sampai pada titik saat DNA mikroba menjadi begitu rusak dan tidak lagi menjadi molekul penyimpan informasi yang layak. Apa yang tersisa adalah mayat," jelas peneliti.
"Bayangkan bila mikroba dalam es untuk waktu yang lama dan DNA ini secara progresif terpotong-potong. Nantinya akan sampai pada titik saat DNA mikroba menjadi begitu rusak dan tidak lagi menjadi molekul penyimpan informasi yang layak. Apa yang tersisa adalah mayat," jelas peneliti.
Oleh
karena itu, mikroba yang berada di dalam es di waktu yang lama dianggap
mengerikan dan bisa menghilangkan informasi yang berharga bagi
peneliti. Namun, para peneliti mengklaim mampu menghidupkan kembali
mikroba yang terkubur dalam es.
Mikroba
yang terkubur dalam es ini hingga berusia ratusan ribu hingga jutaan
tahun. Pada percobaan yang dilakukan Christner, dirinya mengungkap bisa
menghidupkan kembali beberapa jenis bakteri yang ada di bagian bawah es
Guliya di dataran tinggi Qinghan-Tibet, China Barat. Es tersebut berusia
750 ribu tahun.
Penelitian
ini diharapkan bisa mengungkap apakah di Mars benar-benar memiliki
potensi munculnya kehidupan melalui temuan mikroba.