Tidak Patuh, Investor Silakan Angkat Kaki - MEDIA ONLINE

Hot

Thursday, October 11, 2012

Tidak Patuh, Investor Silakan Angkat Kaki


MENTERI Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik mengaku pemerintah sudah menyiapkan empat poin bagi investor asing yang ingin menanamkan modalnya di Indonesia. Keempat poin tersebut harus dipatuhi atau investor silahkan angkat kaki.
    
Wacik menjelaska, poin pertama, perusahaan harus pro ekonomi atau investor harus membangun perekonomian Indonesia. Kedua, investor wajib membuka lapangan pekerja untuk rakyat Indonesia. Ketiga, investor harus ikut mengentaskan kemiskinan, terutama bagi masyarakat di sekitar perusahaan. Keempat, investor wajib peduli lingkungan hidup.
    
’’Kalau saudara tidak setuju silakan pulang saja. Jangan menanamkan investasi di Indonesia. Kita berteman saja. Kami tidak mau ada investor yang tidak memerhatikan empat jalan itu. Tapi kalau saudara setuju dengan empat jalan itu, maka akan kita berikan kemudahan-kemudahan, mulai dari perizinan, insentif dan lainnya,’’ tegas Wacik saat membuka pertemuan ’’The 12th Gas Information Exchanges in the Western Pacific Area’’, di Nusa Dua, Selasa (9/10).
    
Menurut Wacik, selama ini gas di Indonesia sebagian besar diprioritaskan untuk kepentingan ekspor. Bagi Wacik, kebijakan itu, terjadi di masa lampau di mana kebutuhan energi dalam negeri masih dapat dipenuhi dengan minyak bumi. ’’Kami terbuai dengan minyak bumi. Apalagi kami memiliki cadangan minyak yang cukup besar. Tapi masa itu sudah lewat. Kini kebutuhan gas dalam negeri makin naik,’’ imbuh Wacik.
    
Untuk membangkitkan listrik, industri dan kendaraan bermotor, Indonesia kini bergantung pada energi gas sehingga hal itu tentu akan membawa konsekuensi bagi perdagangan gas. ’’Bagi saya, tentu kepentingan negara yang nomor satu. Gas yang kami hasilkan pertama kami harus abdikan untuk kepentingan di Indonesia,’’ tegasnya.
    
Wacik mengakui, kontrak yang sudah ada tidak akan dilanggar begitu saja, seraya akan mengedepankan komunikasi dan dialog untuk memecahkan persoalan itu. ’’Kita harus melakukan pembicaraan yang baik terkait perubahan mendasar di Indonesia,’’ jelasnya.
   
Wacik memberi contoh Papua, dimana 100 persen gas yang dihasilkan oleh satu perusahaan semula diprioritaskan untuk impor. Terkait hal itu, Wacik mengaku telah melakukan negosiasi dengan investor tersebut dan mau merubah perjanjian yang sudah ada, dimana 230 juta kubik dari trade 1 dan 2.
    
Sekarang, menurut Wacik sedang mempersiapkan trade 3. Adapun 40 persen dari hasil trade 3 yang sedang dirancang untuk Indonesia, sehingga perusahaan asing tetap mendapat untung, tanpa mengabaikan kebutuhan gas masyarakat. (net/niz)

Post Top Ad