Tahun Ini, KUR Rp 5,9 Triliun untuk Petani Kopi - MEDIA ONLINE

Hot

Saturday, February 13, 2016

Tahun Ini, KUR Rp 5,9 Triliun untuk Petani Kopi

(ilustrasi/ist)

MEDIA ONLINE - Dalam upaya meningkatkan produktivitas lahan kopi yang masih sangat rendah, tahun ini pemerintah mengalokasikan Rp 5,9 triliun dari Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk petani kopi. Kredit dengan bunga tersebut hanya akan disalurkan untuk intensifikasi lahan kopi petani.

Keputusan tersebut diambil Wakil Presiden Jusuf Kalla setelah menggelar rapat tertutup dengan Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Gubernur Jambi Zumi Zola, Gubernur Lampung Ridho Fichardo, dan sejumlah pengusaha serta eksportir biji kopi.

"Untuk meningkatkan produksi kopi nasional, termasuk Lampung. Apalagi Lampung salah satu yang terbesar produsen kopi, agar kopi dari per hektar 1,2 ton dengan bantu petani dari pupuk hingga bibitnya. Itu untuk meningkatkan produktivitas," kata JK ditemui di Rumah Jabatan Gubernur Lampung, Bandar Lampung, Sabtu (13/2/2016).

Menurut JK, produktifitas lahan petani kopi lokal sangat rendah, bahkan jauh lebih rendah ketimbang Vietnam yang baru memulai pengembangan kopi pada 1970-an.

"Dulu produksi kopi Vietnam setahun 630.000, sekarang naik dua kali lipat 1,2 juta ton. Kita masih 600.000 ton dari dulu sampai sekarang. Padahal kita yang lebih dulu, kita yang ajari mereka," ujar JK.

Sebagai informasi, meski memiliki luas lahan hampir sama dengan Brasil sebesar 1.246.810 hektar, produksi kopi Indonesia pada tahun 2015 hanya 685.000 ton, jauh di bawah Brasil sebesar 3 juta ton, dan Vietnam 1,32 juta ton. Meski memiliki luas lahan besar, produktifitas rendah per hektar membuat besaran produksi kopi Indonesia masih stagnan.

Ditemui di tempat yang sama, Menteri Pertanian, Amran Sulaiman menjelaskan, plafon Rp 5,9 triliun tersebut dialokasikan masing-masing untuk intensifikasi sebesar Rp 4,4 triliun, dan sisanya Rp 1,5 triliun untuk penanaman kembali (replanting).

"Jadi hasil rapatnya ada bantuan intensifikasi untuk kredit, bunganya hanya 9%, total plafon per tahun ini Rp 4,4 triliun itu untuk intensifikasi. Kemudian skim untuk replanting itu kurang lebih Rp 1,5 triliun, keduanya khusus kopi saja," ujar Amran, seperti dilansir Detik.

Secara khusus lanjut Amran, pihaknya menargetkan bisa melakukan intensifikasi pada lahan kopi seluas 100.000 hektar hingga akhir tahun lewat penyaluran KUR tersebut.

"Sekarang intensifikasi minimal 100.000 hektar di 2016 akan dipercepat, Lampung 30% dari produksi nasional. Jadi Lampung ini terbesar. Karena masalah selama ini persoalannya tanaman ini nggak terpelihara dengan baik," paparnya. (*)

Post Top Ad