Mengenang Bioskop-Bioskop Primadona Bersejarah di Lampung - MEDIA ONLINE

Hot

Tuesday, May 5, 2015

Mengenang Bioskop-Bioskop Primadona Bersejarah di Lampung

Bioskop Queen yang berada di Jalan Ikan Tongkol, Kecamatan Telukbetung dibangun pada awal tahun 1970-an, merupakan bioskop paling elite di Lampung di zamannya. (ist)

LAMPUNG – Dulu, selain TVRI, warga di Kota Bandar Lampung mencari hiburan dengan menonton film di bioskop. Jauh sebelum berdirinya bioskop-bioskop modern yang ada di Bandar Lampung sekarang, tercatat rentang pada 1947-1970an, di Bumi Ruwa Jurai sudah berdiri beberapa bangunan bioskop tua yang menjadi primadona pada masanya.

Sebut saja bioskop Kim Jaya, Bioskop Panorama, dan Bioskop Queen. Lalu di Pasar Karang (Tanjungkarang Pusat) ada Bioskop Raya, Bambu Kuning, Sederhana, King dan terakhir di pertokoan Lampung Plaza di Jalan Pangkal Pinang.

Sejarawan Lampung, Cik Mat Zain mengungkapkan, bioskop yang pertama kali ada di Provinsi Lampung adalah bioskop Kim Jaya yang berdiri pada tahun antara 1947-1948.

“Bioskop Kim Jaya ini dulu berada di tiga tempat, yang pertama ada di Jalan Ikan Bawal, Kecamatan Telukbetung, yang kedua ada di sekitaran belakang Gereja Katedral Kristus Raja di Jalan Kotaraja, Tanjungkarang Pusat, dan ketiga ada di Kotabumi, Lampung Utara. Namun yang masih ada bangunannya sampai sekarang hanya di Telukbetung,” kata dia, Selasa (5/5/2015).

Lalu pada tahun 60-an, lanjut Cik Mat Zain, berdiri lagi sebuah bangunan bioskop yang bernama Panorama. Bioskop tersebut terletak tidak jauh dari bangunan bioskop Kim Jaya.

“Rentang antara tahun 40-an sampai tahun 60-an, bioskop Kim Jaya dan Panorama adalah dua bioskop andalan masyarakat Lampung pada waktu itu. Kalau tidak salah harga tiket nonton pada tahun 50-an berkisar antara Rp 50 sampai Rp 200, tergantung kelasnya. Dulu ada pembagian kelas nonton (kelas 1, 2, dan 3),” kata Cik Mat Zain.

Lalu Pada awal tahun 70-an, berdiri sebuah bangunan bioskop paling elite di Lampung, yaitu Bioskop Queen. Bangunan ini terletak di Jalan Ikan Tongkol, Kecamatan Telukbetung.

Cik Mat Zain menuturkan, Bioskop Queen adalah bioskop paling mewah dan bergengsi di tahun 70an.

“Waktu dulu, film-film yang diputar di bioskop kebanyakan film-film dari luar, seperti film koboy dari Amerika, film-film Malaysia (P Ramlee), serta film-film Mesir. Gambarnya masih hitam putih. Lawannya dari bioskop Queen yang megah, di daerah Kedaton pada waktu itu ada juga Bioskop Kadora atau Misbar (gerimis bubar), bioskop ini tidak ada atapnya, dan mayoritas yang menonton di sini adalah masyarakat kelas bawah,” kata Cik Mat Zain, seperti dilansir Tribunlampung.

Setelah masuk tahun 1970-an akhir sampai era tahun 80-an, mulai berdiri bioskop-bioskop modern seperti Bioskop King di Jalan Teuku Umar, bioskop Sederhana dan bioskop Raya di Pasar Bawah, Bioskop Golden di area Pasar Tengah, dan lain-lain.

Namun seiring berjalannya waktu, bioskop-bioskop tua seperti Kim Jaya, Panorama, dan Queen tersebut kini hanya meninggalkan kenangan berupa bangunan tua yang masih terlihat sisa-sisa kemewahannya yang terus lapuk dimakan zaman. (*)

Post Top Ad