Amran |
BANDAR LAMPUNG - Sebanyak 67 warga dari 9 kecamatan di Bandar Lampung terjangkit demam berdarah dengue (DBD), tiga diantaranya telah meninggal dunia. Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Kota Bandar Lampung, Amran.
"Hal ini tentu perlu diwaspadai, karena sekarang musim penghujan. Jangan sampai jumlah ini terus bertambah," harap Amran, saat rapat koordinasi satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di Gedung Semergou, Kantor Pemerintah Kota Bandar Lampung, Senin (2/2/2015).
Dia mengatakan, pihak kelurahan, kecamatan, dan puskesmas setempat harus meningkatkan koordinasi untuk melakukan fogging (pengasapan) di beberapa tempat, yang menjadi titik perkembangbiakan nyamuk.
"Diharapkan adanya koordinasi antara camat, lurah, dan puskesmas untuk melakukan fogging. Pengasapan harus dilakukan berulang, siklus kedua. Setelah dilakukan fogging, minggu kedua harus dilakukan lagi. Diharapkan nyamuk dan jentik-jentik nyamuk bisa benar-benar terbasmi," ujar Arman.
Menurutnya, selain tindakan fogging, penggunaan bubuk abate juga dapat meminimalisir perkembangbiakan nyamuk. Namun peredaran bubuk abate yang dijual pedagang kepada masyarakat harus diawasi.
"Diharapkan lurah dan camat dapat menyosialisasikan kepada warganya bahwa bubuk abate ini gratis disediakan di puskesmas. Selain itu, lurah dan camat perlu mengawasi pedagang bubuk abate dan dihimbau untuk berkoordinasi dengan puskesmas bahwa bubuk abate yang dijualnya asli," jelas Amran.
Wali Kota Bandar Lampung Herman HN mengatakan, camat, lurah, serta pihak puskesmas harus melakukan fogging pada semua kelurahan, seperti dilansir Saibumi.
"Seluruh kelurahan di Bandar Lampung perlu dilakukan fogging, termasuk pasar, dan sekolah. Kalau mengenai pedagang abate itu seharusnya tidak diperbolehkan, karena masyarakat bisa memperolehnya gratis di puskesmas," ujarnya. (*)