 |
| ilustrasi |
BANDAR LAMPUNG -
Kendati harga baru bahan bakar minyak (BBM) telah ditetapkan per 1
Januari 2015 lalu, namun tarif angkutan kota (angkot) di Bandar Lampung
masih belum turun. Sejumlah sopir angkot berdalih belum ada
pemberitahuan dari pemerintah, untuk menurunkan tarif angkutannya. Saat
ini, para sopir angkot masih memberlakukan tarif Rp 4.000 per orang,
dari yang seharusnya Rp 3.000.
Herlison,
supir angkot jurusan Tanjung Karang-Rajabasa mengaku belum menerima
pemberitahuan dari pemerintah untuk menurunkan tarif, sehingga dia dan
rekannya masih menarik tarif lama. Namun menurut Herlison, dirinya tidak
memaksakan ongkos Rp 4.000 kepada penumpang. Jika ada penumpang yang
memberi uang Rp 3.000, katanya dia tetap menerima.
"(Ongkosnya) masih tetap Rp.4.000, kan belum ada pemberitahuan dari pemerintah. Setoran kami juga belum diturunkan oleh pemilik angkot. Tapi saya nggak maksa, kalo ada yang bayar Rp 3.000 tetap saya terima," ujar Herlison, Minggu (4/1/2015).
Belum turunnya tarif angkutan kota ini juga dikeluhkan warga yang biasa menggunakan jasa angkutan kota. Menurut Rusli, seorang warga Kecamatan Kedaton, dia pernah bersitegang dengan sopir angkot karena masih memberlakukan tarif lama sebesar Rp 4.000, seperti dilansir rri.co.id.
Untuk itu, dia menghimbau kepada pemerintah agar segera melakukan evaluasi tarif angkutan kota, yang dinilai tidak mengikuti pergerakan harga bahan bakar minyak
"Beginilah angkot ini, kalo sudah naikin tarif gak mau turun lagi. Sudah jelas BBM turun, kok tarif angkot tetap saja. Cobalah pemerintah perhatikan hal-hal seperti ini," tukas Rusli. (*)
"(Ongkosnya) masih tetap Rp.4.000, kan belum ada pemberitahuan dari pemerintah. Setoran kami juga belum diturunkan oleh pemilik angkot. Tapi saya nggak maksa, kalo ada yang bayar Rp 3.000 tetap saya terima," ujar Herlison, Minggu (4/1/2015).
Belum turunnya tarif angkutan kota ini juga dikeluhkan warga yang biasa menggunakan jasa angkutan kota. Menurut Rusli, seorang warga Kecamatan Kedaton, dia pernah bersitegang dengan sopir angkot karena masih memberlakukan tarif lama sebesar Rp 4.000, seperti dilansir rri.co.id.
Untuk itu, dia menghimbau kepada pemerintah agar segera melakukan evaluasi tarif angkutan kota, yang dinilai tidak mengikuti pergerakan harga bahan bakar minyak
"Beginilah angkot ini, kalo sudah naikin tarif gak mau turun lagi. Sudah jelas BBM turun, kok tarif angkot tetap saja. Cobalah pemerintah perhatikan hal-hal seperti ini," tukas Rusli. (*)
