BANDAR LAMPUNG - Pihak Polresta Bandar Lampung menangani kejahatan terhadap perempuan dan anak sebanyak 179 kasus selama tahun 2014. Dari jumlah itu, kasus paling banyak yang ditangani adalah kasus pencabulan dengan jumlah 100 kasus.
Kapolresta Bandar Lampung Komisaris Besar Dwi Irianto mengatakan, dari 100 kasus pencabulan yang ditangani, pihaknya menyelesaikan proses hukumnya sebanyak 72 kasus.
"Artinya kami mengungkap 72 persen kasus pencabulan," ujar dia kepada wartawan, Rabu (31/12).
Kasus lainnya yang juga cukup banyak ditangani adalah kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Pada tahun 2014, ada 75 kasus KDRT yang masuk di polresta. Dari jumlah kasus itu, polisi menyelesaikan 65 kasus.
Perkara selanjutnya adalah kasus perkosaan. Dwi mengatakan, pihaknya mendapat laporan jumlah kasus perkosaan tahun 2014 sebanyak empat kasus. Sedangkan untuk penyelesaian kasusnya mencapai empat kasus.
Secara umum, kata Dwi, jumlah kasus kejahatan terhadap perempuan dan anak mengalami penurunan dibanding tahun 2013. Pada tahun 2013, jumlah kasus kejahatan terhadap perempuan dan anak sebanyak 195 kasus.
"Tahun ini jumlah kasus kejahatan perempuan dan anak sebanyak 179 kasus. Artinya menurun sebesar 8,20 persen dibanding tahun lalu," terang Dwi. Penyelesaian kasus kejahatan terhadap perempuan dengan anak juga mengalami penurunan.
Pada tahun 2013, penyelesaian kasus kejahatan terhadap perempuan dan anak mencapai 173 kasus dari 179 kasus yang terjadi. Jika dipresentase, penyelesaian sebesar 88,7 persen. Sementara pada tahun 2014, dari 179 kasus, yang diselesaikan sebanyak 142 kasus.
Apabila dipresentase penyelesaian kejahatan terhadap perempuan dan anak pada tahun 2014 sebesar 79,3 persen. "Jika dibandingkan tahun 2013 dengan 2014 maka ada penurunan penyelesaian sebanyak 9,4 persen," tutur Dwi, seperti dilansir tribunlampung.co.id.
Jumlah kasus perkosaan yang ditangani oleh Polda Lampung beserta jajaran di tingkat polresta/polres selama tahun 2014 sebesar 63 kasus. Dari 63 kasus itu, korps Bhayangkara menyelesaikan 61 kasus.
Kabid Humas Polda Lampung Ajun Komisaris Besar Sulistyaningsih menuturkan, pada tahun 2013 jumlah kasus perkosaan yang ditangani polda dan jajaran mencapai 71 kasus. "Dibanding 2013, kasus perkosaan tahun ini menurun 11 persen," ujar Sulis. (*)
Kasus lainnya yang juga cukup banyak ditangani adalah kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Pada tahun 2014, ada 75 kasus KDRT yang masuk di polresta. Dari jumlah kasus itu, polisi menyelesaikan 65 kasus.
Perkara selanjutnya adalah kasus perkosaan. Dwi mengatakan, pihaknya mendapat laporan jumlah kasus perkosaan tahun 2014 sebanyak empat kasus. Sedangkan untuk penyelesaian kasusnya mencapai empat kasus.
Secara umum, kata Dwi, jumlah kasus kejahatan terhadap perempuan dan anak mengalami penurunan dibanding tahun 2013. Pada tahun 2013, jumlah kasus kejahatan terhadap perempuan dan anak sebanyak 195 kasus.
"Tahun ini jumlah kasus kejahatan perempuan dan anak sebanyak 179 kasus. Artinya menurun sebesar 8,20 persen dibanding tahun lalu," terang Dwi. Penyelesaian kasus kejahatan terhadap perempuan dengan anak juga mengalami penurunan.
Pada tahun 2013, penyelesaian kasus kejahatan terhadap perempuan dan anak mencapai 173 kasus dari 179 kasus yang terjadi. Jika dipresentase, penyelesaian sebesar 88,7 persen. Sementara pada tahun 2014, dari 179 kasus, yang diselesaikan sebanyak 142 kasus.
Apabila dipresentase penyelesaian kejahatan terhadap perempuan dan anak pada tahun 2014 sebesar 79,3 persen. "Jika dibandingkan tahun 2013 dengan 2014 maka ada penurunan penyelesaian sebanyak 9,4 persen," tutur Dwi, seperti dilansir tribunlampung.co.id.
Jumlah kasus perkosaan yang ditangani oleh Polda Lampung beserta jajaran di tingkat polresta/polres selama tahun 2014 sebesar 63 kasus. Dari 63 kasus itu, korps Bhayangkara menyelesaikan 61 kasus.
Kabid Humas Polda Lampung Ajun Komisaris Besar Sulistyaningsih menuturkan, pada tahun 2013 jumlah kasus perkosaan yang ditangani polda dan jajaran mencapai 71 kasus. "Dibanding 2013, kasus perkosaan tahun ini menurun 11 persen," ujar Sulis. (*)
