 |
| M Emil Akbar (kiri). (ist) |
LAMPUNG - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung menyebutkan investasi atau pembentukan modal tetap bruto di daerah itu tumbuh 5,1 persen atau stabil, jika dibandingkan dengan triwulan II 2014 yang tumbuh dalam besaran yang sama.
“Stabilnya pertumbuhan investasi pada triwulan laporan diduga terkait kondisi politik yang terkendali setelah Pemilu Presiden dan pembentukan pemerintahan baru,” kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung, M Emil Akbar, Jumat (26/12/2014).
Ia mengatakan bahwa berdasarkan informasi dari Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu (BPMPT) Provinsi Lampung, total investasi yang masuk ke Provinsi Lampung sampai dengan triwulan III 2014 mencapai Rp4,64 triliun.
Investasi tersebut, lanjutnya, berasal dari penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) tercatat menyerap 3.761 tenaga kerja.
Pada triwulan laporan, PMA di Provinsi Lampung tercatat Rp309 miliar dengan serapan tenaga kerja sebanyak 2.796 orang. Sementara itu, PMDN di Provinsi Lampung tercatat sebesar Rp3,12 triliun dengan serapan tenaga kerja sebanyak 965 orang.
Di sisi lain, menurut Emil, adanya pertumbuhan yang cukup baik pada kegiatan investasi di Lampung juga terlihat pada penjualan truk dan mobil bak terbuka baru yang mengalami peningkatan pertumbuhan, setelah trwiulan sebelumnya mengalami kontraksi yang cukup dalam.
Ia mengatakan bahwa perkembangan jumlah pengadaan truk baru di Lampung pada triwulan ini tumbuh 28,9 persen year on year (yoy), mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang masih mengalami kontraksi pertumbuhan minus 7,6 persen.
“Pembelian truk biasanya dipergunakan untuk keprluan bisnis/usaha, sehingga perkembangan penjualan truk ini dapat menjadi ‘proxy’ kegiatan investasi,” jelasnya, seperti dilansir otentiklampung.com.
Ia menambahkan stabilnya pertumbuhan investasi di Provinsi Lampung juga sejalan dengan pertumbuhan kredit investasi yang semakin membaik.
Kredit investasi pada triwulan laporan tercatat tumbuh sebesar 6,1 persen (yoy) dengan nominal sebesar Rp9,47 triliun atau mengalami peningkatan pertumbuhan dari triwulan II 2014 tercatat sebesar 5,9 persen (yoy) dengan nominal Rp9,27 triliun. (*)
