LAMPUNG - Pemerhati pendidikan Lampung Rochmiyati menilai Institut Teknologi Sumatera (Itera) terlalu terburu-buru menerima mahasiswa baru. Pasalnya, kondisi Itera sendiri belum sepenuhnya siap untuk menjalankan roda perkuliahan.
"Seharusnya gedung perkuliahan itu jadi dahulu baru melakukan penerimaan mahasiswa baru. Tetapi, ini kan terbalik. Malah penerimaan dulu, baru gedung itu selesai. Sangat jelas bahwa Itera terkesan terburu-buru," ujar Rochmiyati saat dihubungi, Jumat (26/12/2014).
Hal itu dikemukakan Rochmiyati terkait rencana pemulangan mahasiswa Itera yang saat ini menuntut ilmu di Institut Teknologi Bandung (ITB). Pasalnya, para orangtua dan mahasiswa Itera angkatan I dan II tersebut merasa lebih nyaman berkuliah di ITB.
Menurut dosen FKIP Universitas Lampung ini, harus ada komitmen yang jelas antara Itera dan ITB. Dengan begitu, mahasiswa Itera yang dititipkan di ITB tidak terguncang ketika diharuskan "pulang kampung".
Dikatakannya, hal yang wajar jika orangtua tidak mau anaknya dipulangkan ke kampus Itera di Jati Agung, Lampung Selatan. Sebab, fasilitas yang ada di Itera belum memadai.
Kondisi tersebut jauh berbeda jika dibandingkan dengan di ITB. Selain fasilitasnya sangat lengkap, suasana perkuliahan di ITB sudah terbentuk dan mendukung, seperti dilansir Tribun Lampung.
Selain itu, Rochmiyati juga berharap dosen yang mengajar di Itera tidak perlu didatangkan dari luar Lampung. Sebab, menurut dia, dosen-dosen di Lampung juga tidak kalah kualitasnya.
"Itu juga bisa menghemat biaya yang dianggarkan pemerintah pusat melalui APBN. Bisa saja, misalnya, Itera menggunakan dosen Unila yang notabene berasal dari Lampung. Jadi, biaya tersebut bisa dipergunakan untuk yang lain, seperti pembangunan gedung," tambahnya. (*)
