 |
| Uchok Sky Khadafi (kiri). (ist) |
JAKARTA -
Alokasi anggaran reses anggota DPR RI pada tahun 2014 sebesar Rp994,9
miliar. Bila disimulasikan, alokasi anggaran reses dibagi sebanyak 560
orang anggota dewan, maka setiap orang akan menerima sebanyak Rp1,7
miliar pertahun.
Demikian disampaikan Pengamat Anggaran Politik dari FITRA, Uchok Sky Khadafi melalui keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin (8/12/2014).
"Dan, setiap tahun ada sebelas reses, maka setiap reses atau berkunjung ke dapil masing-masing, maka anggota dewan akan membawa uang kegiatan reses sebesar Rp161.510.158 juta pergiatan," ungkap Ucok.
Untuk saat ini, menurut Ucok, tinggi dan mahal biaya reses ini hanya akan menambah mubajir anggaran pajak rakyat ini. Dikatakan mubajir, karena tujuan dan fungsi reses itu sudah mandul.
"Karena kegiatannya juga membosankan konstituen, dan dewan tidak bisa membawa aspirasi rakyat ke tingkat nasional, lantara bagimana mau memperjuangkan aspirasi rakyat," tukas Ucok.
"Antara dewan sendiri, antar fraksi atau partai, dan kelompok kerjanya hanya berantem melulu. Akan lebih baik disediakan oleh pemerintah Jokowi sebuah "Ring Tinjau" saja di DPR agar 'pertarungan berantem' ini, tidak liar, dapat ditonton oleh seluruh rakyat, dan pemerintah Jokowi juga puas adu dombanya," lanjutnya, seperti dilansir skalanews.com.
Sebagaimana diketahui, pada tahun 2012, anggaran reses DPR dalam bentuk 'rangka penyerapan aspirasi DPR' sebesar Rp539.481.045.000, dan pada tahun 2013 sebesar Rp678.431.305.000.
Jadi, alokasi anggaran reses kenaikan dari tahun 2012 ke 2013 mengalami kenaikan sebesar Rp138.950.260.000.
Dari tahun 2013 ke 2014, ada kenaikan anggaran reses sebesar Rp316.471.267.000, atau kenaikan alokasi anggaran dari tahun 2013 ke 2014 cukup tinggi dan mahal, sebanyak 44 persen atau sebesar Rp316.4 miliar.
Sedangkan kenaikan alokasi anggaran reses dari tahun 2012 ke 2013, hanya sebesar Rp138.9 miliar. (*)
Demikian disampaikan Pengamat Anggaran Politik dari FITRA, Uchok Sky Khadafi melalui keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin (8/12/2014).
"Dan, setiap tahun ada sebelas reses, maka setiap reses atau berkunjung ke dapil masing-masing, maka anggota dewan akan membawa uang kegiatan reses sebesar Rp161.510.158 juta pergiatan," ungkap Ucok.
Untuk saat ini, menurut Ucok, tinggi dan mahal biaya reses ini hanya akan menambah mubajir anggaran pajak rakyat ini. Dikatakan mubajir, karena tujuan dan fungsi reses itu sudah mandul.
"Karena kegiatannya juga membosankan konstituen, dan dewan tidak bisa membawa aspirasi rakyat ke tingkat nasional, lantara bagimana mau memperjuangkan aspirasi rakyat," tukas Ucok.
"Antara dewan sendiri, antar fraksi atau partai, dan kelompok kerjanya hanya berantem melulu. Akan lebih baik disediakan oleh pemerintah Jokowi sebuah "Ring Tinjau" saja di DPR agar 'pertarungan berantem' ini, tidak liar, dapat ditonton oleh seluruh rakyat, dan pemerintah Jokowi juga puas adu dombanya," lanjutnya, seperti dilansir skalanews.com.
Sebagaimana diketahui, pada tahun 2012, anggaran reses DPR dalam bentuk 'rangka penyerapan aspirasi DPR' sebesar Rp539.481.045.000, dan pada tahun 2013 sebesar Rp678.431.305.000.
Jadi, alokasi anggaran reses kenaikan dari tahun 2012 ke 2013 mengalami kenaikan sebesar Rp138.950.260.000.
Dari tahun 2013 ke 2014, ada kenaikan anggaran reses sebesar Rp316.471.267.000, atau kenaikan alokasi anggaran dari tahun 2013 ke 2014 cukup tinggi dan mahal, sebanyak 44 persen atau sebesar Rp316.4 miliar.
Sedangkan kenaikan alokasi anggaran reses dari tahun 2012 ke 2013, hanya sebesar Rp138.9 miliar. (*)
