JAKARTA - Pengurus nasional Pramuka akan melakukan transformasi agar organisasi pendidikan nonformal itu tidak lagi terkesan kuno. Pasalnya, pendidikan kepanduan yang berdiri sejak 14 Agustus 1961 itu mulai ditinggalkan oleh anak muda di Indonesia pada masa sekarang ini.
Menurut Andalan Nasional Bidang Perencanaan, Pengembangan dan Kerjasama Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Arie Rukmantara, ada tiga faktor penting yang membuat Pramuka terus ditinggalkan.
Pertama, faktor sejarah. Pramuka sudah lama terlena karena selalu dimanja oleh pemerintah. Kedua, kwartir nasional sampai cabang pramuka tidak pernah melakukan komunikasi dengan pihak lain dan bersifat eksklusif.
"Ketiga, pramuka masih belum bisa menunjukkan sosok profesionalisme yang sudah berhasil berkat pelatihan pramuka," ujar Arie di Jakarta, Jumat (2/1/2014).
Untuk itulah, Arie menyebutkan, Gerakan Pramuka Kwartir Nasional akan melakukan transformasi dan re-branding. Sehingga, Pramuka akan menjadi eskul favorit.
“Bukan
mereka dipaksa buat beli baju pramuka dan ikut di dalamnya. Jadi saat
kita tanya seorang anak jawabannya ikut Pramuka karena dipaksa tidak ada
lagi," jelas Arie, seperti dilansir skalanews.com.
Sebagai langkah awal dilakukan penelitian menggunakan metode Focus Group Discussion (FGD) yang melakukan penelitian kualitatif di 6 kota, yakni Medan, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, dan Makassar pada 28 November 2014-11 Desember 2014 lalu.
Ada empat topik yang berkaitan erat dengan pramuka dibahas dalam rangkaian diskusi terbatas tersebut. Citra gerakan pramuka, permasalahan dengan kurikulum pendidikan nasional, manajemen organisasi di gerakan pemuda, dan manajemen aset gerakan pramuka.
Dengan demikian, Pramuka dapat mengikuti tren manajemen organisasi yang mengutamakan good governance dan akuntabilitas. “Serta mencoba merangkul anak muda yang tidak berorientasi kepada kegiatan alam terbukat," katanya. (*)
Sebagai langkah awal dilakukan penelitian menggunakan metode Focus Group Discussion (FGD) yang melakukan penelitian kualitatif di 6 kota, yakni Medan, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, dan Makassar pada 28 November 2014-11 Desember 2014 lalu.
Ada empat topik yang berkaitan erat dengan pramuka dibahas dalam rangkaian diskusi terbatas tersebut. Citra gerakan pramuka, permasalahan dengan kurikulum pendidikan nasional, manajemen organisasi di gerakan pemuda, dan manajemen aset gerakan pramuka.
Dengan demikian, Pramuka dapat mengikuti tren manajemen organisasi yang mengutamakan good governance dan akuntabilitas. “Serta mencoba merangkul anak muda yang tidak berorientasi kepada kegiatan alam terbukat," katanya. (*)
