LAMPUNGONLINE -
Bumi kembali ‘terancam’. National Oceanic and Atmospheric
Administration (NOAA) memperkirakan bila Badai Matahari akan menghantam
atmosfer Bumi. Diprediksi, badai tersebut akan terjadi pada 6 September
2014.
Meski demikian NOAA menyebut jika Badai Matahari tidak membawa ancaman. Laman Spaceweather menulis, “Kali ini bukan Badai Matahari yang sangat cepat atau kuat.” Demikian pernyataan NOAA. Tapi, dampak pukulan Badai Matahari bisa memicu aurora.
Aktivitas Matahari memang meningkat akhir-akhir ini. Ada dua Badai matahari skala kecil yang menghantam Bumi pada akhir bulan Agustus. Imbasnya, fenomena itu memicu pemandangan indah aurora di langit Bumi bagian selatan dan utara.
Pada 1 September lalu, terjadi letusan sangat kuat tepat di tepi luar tepian timur laut Matahari. Sehari kemudian satelit yang mengorbit Bumi mendeteksi ledakan kelas M2 dari bintik Matahari yang muncul di tepian tenggara.
Di hari yang sama, filamen besar plasma gelap mengular di seluruh muka Matahari selama berhari-hari. Ini akibatkan kondisi jadi tidak stabil dan meledak. Peristiwa itu diabadikan oleh Badan Antariksa AS (NASA).
“Sebuah Badai Matahari muncul dari ledakan dan tampaknya mengarah ke Bumi,” keterangan NASA waktu itu.
Baik NASA dan NOAA memperkirakan setidaknya dua area di Matahari sedang aktif dan berpaling ke Bumi dalam beberapa hari ini. ini yang akibatkan peningkatan aktivitas Matahari yang diikuti oleh Badai Matahari.
Meski demikian NOAA menyebut jika Badai Matahari tidak membawa ancaman. Laman Spaceweather menulis, “Kali ini bukan Badai Matahari yang sangat cepat atau kuat.” Demikian pernyataan NOAA. Tapi, dampak pukulan Badai Matahari bisa memicu aurora.
Aktivitas Matahari memang meningkat akhir-akhir ini. Ada dua Badai matahari skala kecil yang menghantam Bumi pada akhir bulan Agustus. Imbasnya, fenomena itu memicu pemandangan indah aurora di langit Bumi bagian selatan dan utara.
Pada 1 September lalu, terjadi letusan sangat kuat tepat di tepi luar tepian timur laut Matahari. Sehari kemudian satelit yang mengorbit Bumi mendeteksi ledakan kelas M2 dari bintik Matahari yang muncul di tepian tenggara.
Di hari yang sama, filamen besar plasma gelap mengular di seluruh muka Matahari selama berhari-hari. Ini akibatkan kondisi jadi tidak stabil dan meledak. Peristiwa itu diabadikan oleh Badan Antariksa AS (NASA).
“Sebuah Badai Matahari muncul dari ledakan dan tampaknya mengarah ke Bumi,” keterangan NASA waktu itu.
Baik NASA dan NOAA memperkirakan setidaknya dua area di Matahari sedang aktif dan berpaling ke Bumi dalam beberapa hari ini. ini yang akibatkan peningkatan aktivitas Matahari yang diikuti oleh Badai Matahari.
